Kamis, 22 Desember 2011

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
KADAR LEMAK
BAB I
Teori dasar
1.1.            Lemak
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap karbon memiliki gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, dan tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak termasuk suatu trigliserida (Poedjadi, 1994).
Lemak juga merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Salah satu sifat khas dari golongan lipida (lemak dan minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzena, dan kloroform) atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam air. Lemak dan minyak secara kimiawi adalah trigliserida yang merupakan bagian terbesar kelompok lipida (Ketaren, 1986).
Dalam proses hidrolisis lemak akan terurai membentuk asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berlangsung dengan menggunakan asam, lemak, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang melibatkan basa akan menghasilkan gliserol dalam garam asam lemak atau sabun. Pada umumnya lemak akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak apabila dibiarkan dalam udara terbuka. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas (Poedjadi, 1994). Reaksi hidrolisis lemak adalah sebagai berikut: 

Gambar 1. Reaksi hidrolisis lemak (Poedjadi, 1994)

Sumber energi utama dari lemak adalah asam-asam lemaknya. Didalam tubuh, lemak digunakan sebagai cadangan energi yang disimpan pada jaringan adiposa berfungsi sebagai penjaga organ tubuh dan syaraf agar tidak berubah 6 kedudukannya, dan untuk melindungi tubuh agar tidak mudah rusak akibat adanya luka atau benturan. Disamping itu lapisan lemak dibawah kulit merupakan isolator untuk menjaga stabilitas suhu tubuh. Lemak membantu transport dan absorbsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (A, D , E dan K). Di lambung lemak menekan sekresi asam lambung, dengan demikian memperlambat rasa lapar seseorang (Poedjadi, 1994).

1.2.            Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak atau senyawa lipid di dalam tubuh. Tubuh memperoleh kolesterol dari sumber makanan eksogen dan sintesis lemak endogen. Kolesterol dalam bebrapa lemak di dalam darah seperti trigliserida dan fosofoloipid merupakan senyawa lipid yang tidak larut di dalam plasma darah, tetapi terikat oleh suatu protein yang disebut lipoprotein. Ada 5 jenis protein, yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Kelima jenis lipoprotein tersebut, kilomikron dan VLDL lebih banyak mengandung porsi trigliserida, sedangkan LDL dan HDL lebih banyak mengandung porsi kolesterol (Mayes, 1995).
Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (misalnya VLDL dan LDL) adalah :
-          Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
-          Obesitas
-          Diet kaya lemak
-          Kurang melakukan olah raga
-          Penggunaan alkohol
-          Merokok sigaret
-          Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
-          Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan banyak terdapat di alam. Rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3 mempunyai posisi oleh karena itu dihubungkan dengan garis penuh. Kolesterol terdapat pula pada hampir semua sel, sel hewan dan semua sel manusia. Pada manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar dan jaringan saraf (Poedjiadi, 1994).
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara, yaitu mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam darah dan meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.
1.3.            Aplikasi Klinis
*      Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid/lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu:
a.       Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
b.      Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). (Sylvia, 2006)
*      Atherosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah, ini disebabkan karena banyaknya kolesterol yang ada dalam darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan di ikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk melebar. (Sylvia, 2006).
Faktor yang paling penting dalam menyebabkan atherosklerosis adalah konsentrasi kolesterol yang tinggi dalam plasma darah dalam bentuk lipoprotein dengan densitas rendah. Konsentrasi plasma dari lipoprotein densitas rendah yang tinggi kolesterol ini secara langsung ditingkatkan oleh lemak jenuh di dalam diet sehari-hari.
Pada beberapa orang dengan kadar kolesterol dan fosfolipid tetap normal, atherosklerosis masih akan terbentuk. Faktor-faktor khusus yang merupakan predisposisi terhadap atherosklerosis adalah diabetes melitus, hipotiroidisme, dan merokok.
*      Penyakit jantung koroner
Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Yang paling sering adalah resiko terkena penyakit jantung. Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko, kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan (Departemen Penyakit Dalam, 2006).
Kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol). Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah. Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu
penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri) (Departemen Penyakit Dalam, 2006).
Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung/miokardium, maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard). Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK). (Departemen Penyakit Dalam, 2006).
1.4       Prinsip Kerja
            Trigliserida dipecah oleh LPL (lipoprotein lipase) menjadi gliserol. Gliserol kemudian mengalami oksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk kemudian bereaksi dengan 4-aminophenazon dan 4-chlorophenol yang dikatalisis oleh peroxidase sehingga terbentuk warna pink. Warna tersebut kemudian diserap oleh fotometer pada panjang gelombang 546 nm dan hasil yang keluar adalah konsentrasi trigliserida dalam darah.
            Pengujian kadar kolesterol dalam darah dilakukan secara enzimatis. Reagent kolesterol bereaksi terhadap serum darah menjadi kolesterin ester kemuadian diubah secara enzimatis menggunkan kolesterol esterase menjadi kolesterol. Dengan bantuan cholesterol peroxide. Hidrogen peroxide yang terbentuk kemudian dikatalisis oleh peroxidasebereaksi dengan 4-aminoantipurene dan phenol membentuk warna merah . Hasil tersebut kemudian diujikan dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm dan hasil yang diperoleh adalah konsentrasi kolesterol dalam darah.
            Pada pengujian kadar HDL menggunakan reagent kolesterol dan HDL. HDL kolesterol dipisahkan dari serum dengan lipoprotein yang lain seperti VLDL (very low density lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein) dengan menambahkan phostungstic acid dan magnesium chloride dan disentrifugasi. Setelah disentrifugasi, supernatant berisi fraksi HDL, kolesterol yang ada pada HDL kemudian diperiksa secara enzimatis dengan menggunakan reagent kolesterol.



BAB II
Metode Kerja

2.1       Alat dan Bahan
            Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pemeriksaan kadar lemak adalah serum, zenix 188, reagent cholesterol, reagenttriglycerides dan reagent HDL Cholesterol, dexstran, vaccutainer, syringe, aquabidest, dan tabung reaksi.
2.2       Cara Kerja
I.     Pembuatan Serum
       Pertama darah diambil sebanyak 3 ml, kemudian darah disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm. Setelah itu serum siap dipakai.

II.  Pembuatan sampel
1.      Pengujian Trigliserida
             Dimasukkan R1 sebanyak 400 µl pada tabung, kemudian dimasukkan R2 sebanyak  100 µl pada tabung yang sama, larutan ini disebut “working reagent”. Setelah itu dicampurkan dengan serum sebanyak 5 µl dan diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit kemudian dilakukan pemeriksaan.
2.      Pengujian Kadar Kolesterol
             Dimasukkan R1 sebanyak 500 µl pada tabung, kemudian dicampurkan dengan serum sebanyak 5 µl dan diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit dan dilakukan pemeriksaan.
3.      Pengujian Kadar HDL-kolesterol
             Dimasukkan serum sebanyak 100 µl pada tabung, setelah itu dicampurkan dengan reagent HDL sebanyak 250 µl, lalu disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm dan didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang. Kemudian dimasukkan supernatan sebanyak 50 µl kedalam tabung reaksi dan dicampurkan dengan reagent kolesterol sebanyak 500 µl, setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit dan dilakukan pemeriksaan.

III.             Pemeriksaan Sampel Menggunakan Zenik 188

 o|­
       Alat Zenix 188 dinyalakan dengan menekan tombol         pada bagian belakang alat, lalu ditekan angka 1 untuk dilakukan pemerikasaan. Langkah selanjutnya dipilih parameter yang diperiksa dengan menggunakan tombol ◄► kemudian ditekan enter.
       Saat alat meminta water blank “Aspirate”, dimasukan aquabidest pada feed tube kemudian ditekan tombol aspirasi, ditunggu hingga selesai. Lalu dimasukan sempel pada feed tube, kemudian ditekan tombol aspirasi. Setelah itu, sempel dibiarkan hingga tertera “testing” pada displey alat, kemudian sempel telah dikeluarkan. Setelah selesai hasil dicetak oleh alat, kemudian ditekan “rinse”. Telah dilakukan perlakuan yang sama pada sempel lainnya.
       Setelah semua selesai, dilakukan pemeriksaan tombol “ESC”, lalu muncul “ASPIRATE” pada display dan dimasukan aquabidest pada feed tube kemudian ditekan tombol aspirasi, ditunggu hingga selesai. Selanjutnya, ditekan tombol ◄► untuk memilih parameter ujian yang lain, kemudian ditekan enter. Lalu diberikan perlakuan yang sama seperti pada sempel sebelumnya (paragraf sebelumnya).
       Setelah semua selesai untuk menggunakan alat, ditekan “ESC” untuk kembali ke menu utama, lalu ditekan tombol “4” untuk mematikan alat. Setelah muncul “Power Off”, ditekan enter, kemudian muncul “ASPIRATE” pada display, dimasukkan larutan ekstran pada feed tube, lalu ditekan tombol aspirasi, ditunggu hingga selesai. tekan tombol          untuk mematikan alat, kemudian dicabut steker. Langkah terakhir, dicatat hasil yang diperoleh.
 o|­ 



BAB III
Hasil dan Pembahasan
         
3.1       Hasil
                                    Tabel  1. Hasil Pengukuran Kadar Lemak
No
Nama Probandus
Kadar Trigliserida (mg/dL)
Kadar Kolestrol (mg/ dL)
HDL-Kolestrol (mg/ dL)
LDL (mg/ dL )
1
OP 1 (Lk)
79
93,5
74,7
-7,5
2
OP 2 (Pr)
91
104,5
77,5
-3,3
3
OP 3 (Lk)
127
119,4
73,3
-1,8
4
OP 4 (Pr)
73
101,6
69,9
-7,4

Normal
0-200
140-200
45-65
60-150

             Berdasarkan tabel di atas dihasilkan probandus1  dengan probandus 3, dengan jenis kelamin yang sama namun berat badan yang berbeda OP 1 ±70 kg sedangkan OP 3 ±60 kg, di dapatkan kadar trigliserida masing-masing 79 mg/ dL dan 127 mg/ dL. Kadar kolestrol yang lebih besar nilainya terdapat pada OP 3 119,4 mg/ dL sedangkan probandus OP 1. yaitu 93,5 mg/ dL, HDL-Kolestrol  masing-masing yaitu 74,7 mg/ dL dan 73,3 mg/ dL, dan LDL masing-masing yaitu -7,5 mg/ dL dan – 1,8 mg/ dL.
            Probandus OP 2 denga OP 4 yang berjenis kelamin sama yaitu perempuan dengan berat badan OP 2 ±60 sedangkan berat badan OP 4 ± 50 hasil yang diperoleh yaitu pada kadar trigliserida masing-masing 91 mg/dL dan 73 mg/dL , kadar kolesterol pada masing-masing probandus yaitu 104,5 mg/dL  dan 101,6 mg/dL , HDL-Kolestrol yaitu 77,5 mg/dL dan 69,9 mg/dL , dan LDL yaitu -3,3 mg/dL dan -7,4 mg/dL.


3.2       Pembahasan
            Percoobaan kadar lemak untuk mengetahui kadar trigliserida, kolestrol dan HDL –kolesterol, dengan mengambil sample pada empat orang probandus yaitu dua orang yang memiliki berat badan ± 60 kg dan ± 50 kg, dan masing-masing berjenis kelamin berbeda yaitu dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Pengambilan sample ini di ambil melalui serum darah yang telah disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Kemudian dilakukan pengujian trigliserida, yaitu memasukkan R1 400 µl dan R2 100 µl, dengan komposisi trigliserida R1 antara lain pipes buffer, Ph 7,8, P-chlorophenol, lilpoprotein lipase, gliserol kinase, glycerol-3-p-oxidase, peroxidase, 4-amoniantipyrine, ATP, Mg2+ , Na-cholat, polassium-hexacyano-ferrat (II). Sedangkan komposisi R2 trigliserida antara lain glycerol equivalent to a concentration of 200 mg/dL (2,28 mmol/L) triglycerides. Kemudian dilakukan pengujian kadar kolesterol dengan memasukkan R1 sebanyak 500 µl. Adapun komposisi R1 kolesterol antara lain pipes buffer/puffer/tampoh, Ph 6,4, 90 mmol/L, phenol fenol 26 mmol/L. Chol oxidase/oxidase 200 U/L, Chol-esterase/esterase 300 U/L, POD 1250 U/L, d-aminoantipyrin 0,4 mmol/L. Setelah itu dilakukan pengujian kadar HDL-kolesterol. Adapun komposisi R1 HDL-kolesterol antara lain phosphotugtic acid/ phosphorwdframsoure 0,03 mmol/L MgCl2 23 mmol/L = Reagent HDL. Komposisi R2 HDL-kolesterol yaitu Coch = 1,29 mmol/L (50 mg/dL) = Reagent kolesterol.
            Berdasarkan hasil percobaan diketahui kadar trigliserida pada masing-masing probandus termasuk normal. Diketahui kadar normal trigliserida yaitu 0-200 mg/dL. Sedangkan pada hasil kadar kolesterol didapat hasil kadar kolesterol semua probandus di bawah normal. Adapun nilai normal pada kadar kolesterol yaitu 140-200 mg/dL. Lemak adalah campuran kompleks dari trigliserida, dengan jumlah fosfolipid dan kolesterol.
            Kadar Trigliserida pada OP 1 lebih kecil dibandingkan dengan OP3 walaupun berat badan OP1 lebih besar dari pada OP 3, namun berat badan bukan merupakan faktor utama yang  mempengaruhi tinggi atau rendahnya kadar lemak pada seseorang, tinggi atau rendahnya kadar lemak ini dipengaruhi oleh sistem metabolisme masing-masing.  Faktor-faktor  penyebab tingginya kadar lemak yaitu, Riwayat keluarga hiperlipidemia, obesitas, diet kaya lemak, kurang olahraga, alkohol, merokok, diabetes yang tidak terkontrol, kelenjar tiroid yang kurang aktif. (Syilia,2006).
              Trigliserida memiliki rumus RCOO-CH CH(-OOCR') CH-OOCR" (Gambar 1), dimana R, R', dan R" adalah rantai alkil yang panjang. Tiga asam lemak RCOOH, R'COOH dan R"COOH bisa berbeda, semuanya sama, atau hanya dua yang sama. Panjang rantai asam lemak dalam trigliserida bervariasi, akan tetapi umumnya   berjumlah 16,   18 dan 20   karbon. Asam lemak alami yang ditemukan dalam   tumbuhan dan hewan memiliki cirri khas yaitu jumlah atom karbonnya genap, hal ini dikarenakan jalur biosintesis asam lemak berasal dari asetil CoA.






                                                                                                                                                                                                 
                                    Gambar 2. Struktur Molekul Trigliserida
            Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur utama yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur “reverse cholesterol transport”. Jalur   metabolisme   eksogen   adalah   lipid   yang diserap dari usus halus, jalur metabolisme endogen adalah sintesa lipid di tubuh kita yaitu di hati, dan jalur “reverse cholesterol transport” adalah berkaitan dengan fungsi HDL yang menarik kolesterol yang mengenda di jaringan khususnya di makrofag untuk di bawa kembali ke hati atau jaringan steroidogenik lainnya. Jalur metabolisme eksogen
            Kadar kolesterol pada semua probandus didapatkan hasil dibawah normal. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor rendahnya asupan makanan berlemak pada probandus, adanya gangguan metabolism lipid, dan adanya penyakit yang disebabkan reaksi patologis yang mengakibatkan kadar kolesterol menurun. Jadi, meskipun pada probandus yang memilki berat badan lebih dapat terjadi kadar kolesterol di bawah normal yang diakibatkan oleh asupan makanan probandus seperti banyaknya mengkonsumsi makanan yang berserat dibandingkan dengan makanan yang berlemak. Jadi meskipun probandus memiliki  berat badan lebih tidak mempengruhi pada hasil kadar kolesterol. Kolesterol dalam tubuh ada yang mengalami peningkatan ataupun  penurunan yaitu penurunan terjadi akibat, aliran keluar kolesterol dari membran sel ke liporotein yang potensial  kolesterolnya   rendah,   khususnya   HDL   atau   HDL   diskoid,   atau   praβ- 3 HDL, dan didorong oleh enzim LCAT (lesitin: kolesterol asiltransferase). Esterifikasi kolesterol  oleh  enzim ACAT (asil-KoA:kolesterol asiltransferase). Penggunaan   kolesterol   untuk   sintesis   senyawa   steroid   lainnya, seperti homon atau asam empedu, di hati ( Guyton,1997).
            Hiperkolesterolemi dan hipertrigliserid adalah keadaan kadar kolesterol  dan trigliserid darah berlebihan, sehingga berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskuler seperti stroke, jantung koroner dan hipertensi. Data terakhir  menyebutkan,  hingga tahun 2010 penyakit kardiovaskuler masih akan menduduki peringkat teratas penyebab kematian. Di Indonesia sebagai Negara berkembang angka prevalensi penyakit ini juga terus meningkat dan merupakan penyebab kematian tersering. (Freeman,2008)
            Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil kadar HDL-Kolestrol pada semua probandus diatas normal. Namun, bukan menandakan probandus tidak normal, karena hasil yang didapatkan tidak terlalu jauh pada angka normal. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanan yang dikonsumsi oleh probandus banyak yang berserat dibandingkan dengan asupan makanan yang berlemak jenuh. Sehingga kadar HDL-Kolestrol pada probandus diatas normal. Lebih tinggi kadar HDL lebih baik karena HDL berfungsi mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan perifer ke hati, sehingga tidak terjadi penumpukan kolesterol dipembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit seperti astersklorosis dan darah tinggi.          
            HDL mengangkut kolesterol ekstra dari sel-sel dan  jaringan-jaringan    lalu membawanya kembali kehati, yang mengambil kolesterol dari partikel   HDL   dan menggunakannya untuk membuat cairan empedu dan mendaur ulangnya,     HDL juga mengandung antioksidan yang dapat mencegah perubahan LDL menjadi lipoprotein yang cenderung menyebabkan penyakit jantung.
            Hasil kadar LDL pada probandus semuanya menunjukan nilai (-) , karena kadar kolestrol pada semua probandus dibawah normal dan kadar HDL diatas normal, sehingga mempengaruhi hasil kadar LDL bernilai (-). LDL berfungsi mengantarkan kolesterol ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Tetapi, bila kolesterol di dalam tubuh berada di atas level normal, maka kelebihan kolesterol itu akan tetap berada di dalam darah. Kolesterol ini kemudian teroksidasi dan tertimbun di dinding dalam pembuluh darah. Timbunan yang dinamai plak ini berpotensi menyebabkan peradangan, pendarahan, dan pengapuran di pembuluh darah. Plak juga akan mengisi ruang di dalam pembuluh darah sehingga menghalangi aliran darah dan menyebabkan penyakit arteri koroner.

BAB IV
Kesimpulan

4.1       Kesimpulan
*      Kadar trigliserida pada semua probandus diketahui menunjukkan angka normal, nilai normal kadar trigliserida yaitu 0-200 mg/dL.
*      Kadar kolestrol pada semua probandus dibawah nilai normal, nilai normal pada kadar kolesterol adalah 140-200 mg/dL.
*      Kadar HDL-Kolesterol pada semua probandus diatas nilai normal, nilai normal pada HDL yaitu 45-65mg/dL.
*      Hasil kadar LDL pada semua probandus dibawah normal, nilai normal LDL yaitu 60-150 mg/dL.
*      Berat badan tidak terlalu berpengaruh pada nilai tinggi atau rendahnya kolesterol seseorang.
*      Aktifitas metabolisme dan pola makan, sangat berpengaruh pada jumlah kadar lemak seseorang.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. Minum Angkak Menurunkan Lemak dan Tekanan Darah.2005.

            http://www.kompas.com/kesehatan/news/0511/28/101940..

Freeman Mason W, Junge Christine.2008. Kolesterol Rendah Jantung Sehat.          BIP.Jakarta.

Guyton, Arthur C. 1997. Metabolisme lemak  dalam: Fisiologi Kedokteran Edisi
ke 9. EGC. Jakarta.

Ketaren. S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan Jilid 1. UI Press. Jakarta.
Mayes. D. 1995. Biokimia Harper Edisi 22. EGC. Jakarta.
Murray, Robert K.      2003. Sintesis, Pengangkutan dan Ekskresi Kolesterol.          Dalam Biokimia Harper. EGC. Jakarta
Price. Sylvia A. 2006. Penyakit Aterosklerosis Koroner dalam : Patofisiologi Jilid
1 Edisi ke 6. EGC. Jakarta.
Poedjadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. UI Press. Jakarta.
















Pertanyaan

1.      Jelaskan penyakit yang mungkin terjadi bila kadar kolesterol jahat di dalam tubuh tidak sesuai dengan nilai normalnya!
Jawab  :
Kolesterol LDL sering disebut dengan kolesterol ‘jahat’, karena peningkatan kadar kolesterol ini dalam darah dihubungkan dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Kolesterol LDL akan berakumulasi di dinding arteri sehingga membentuk semacam plak yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh darah menyempit. Proses ini dikenal dengan nama atherosklerosis.
Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut.
Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung/miokardium, maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard). Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot jantung tidak menerima aliran darah.




2.      Jelaskan usaha yang harus kita lakukan untuk menjaga kadar lemak dalam tubuh tetap berada dalam batas normal !
Jawab:
-          Menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan.
-          Berhenti merokok.
-          Hindari pemakaian alkohol.
-          Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanan.
-          Menambah porsi waktu untuk berolahraga.
-          Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
-          Hindari pikiran dari kestressan.
-          Mengurangi memakan makanan yang mengandung gula berlebihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar