Cintainya kerana Allah S.W.T
Entri kali nie nak bercakap pasal cinta. Apa itu cinta?
Kalau tanya pada kanak2 kecil, pastinya mereka tahu
kerana kanak2 zaman moden kini lebih advanced dalam pemikiran mereka.
Ok..Ok...cukuplah 'intro' pasal cinta nie...
Farah tetiba nak cakap pasal cinta nie sebab Farah ada baca artikel dr
I Luv Islam yg telah membuka hati Farah
utk menyebarkan kepada sahabat2 Farah yang lain...
bahawa kita kena tengok cinta dari sudut Islam...
Janganlah kita terlalu mengikut trend zaman sekarang ini yang
tidak mempedulikan soal hukum agama kini...
Tanpa berleter panjang lagi,
Farah 'copy & paste' je dr artikel tu...(xsempat nak wat ayat sendiri...hehehe)
"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki"
Aku
tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di
matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada
di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku
tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina
diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki
sesuka hati.
Aku
juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang
dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku
berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau
aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu
menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku
karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau
aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi
perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang
baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak
kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan
disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah
aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia
semata-mata untukmu.
Allah
telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk
menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan
lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku
yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin
berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil
aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku
merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku.
Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku
beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala
Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di
mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku
tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak
hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku
bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.
Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir
pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak
perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta
seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas
kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu
mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya
kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan
menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan
tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu
jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak
untuk membuat begitu.
Juga
jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut
perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik
dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan
aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup
semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah
atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau
syahid itu.
Akan
kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.
Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh
cintamu kepadaku.
Cukuplah
kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai
Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada
cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di
syurga.
Seorang
gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh
lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya
di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..
Wahai
wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah
kesucian.. semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati
perjalanan hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar