Senin, 20 Oktober 2014

Riset Annonaceae

Akhirnya 6 bulan sudah saya menaklukan mu.
Berangkat subuh pulang petang kini tak terasa.
Hasil usaha dan kesabaran berbuah ilmu yang luar biasa tiada tandingannya.
Terimaksih kepada orang tua, keluarga, seluruh dosen, dan kawan-kawan khususnya Uni Rini :)



Pacaran Dalam Realitas Sosial Part II




Seorang pria yang akan menyempurnakan sebagian dien nya tentu akan memilih dulu siapakah wanita idaman yang akan menjadi pendamping sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Sangat aneh jika ada seorang pria yang menikah dengan wanita asal, yang tidak diketahui asal-usulnya. Dalam Islam seorang pria dianjurkan untuk melihat wajah calon istrinya disaat ingin meng-khitbahnya agar mengetahui tingkat kecocokan antar keduanya. Namun, dalam hal ini islam telah memberikan aturan jelas dan sangat rinci bahwasannya dalam melihat calon pasangan ada batasan-batasannya, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara kedua lawan jenis. Berbeda ala pacaran yang kini sering dijalani oleh sepasang muda-mudi.
Dalam konteks ini penulis ingin menambahkan gambaran pacaran yang kini sering dijadikan ajang pencarian pasangan untuk menjadi kawan hidup yang sering salah kaprah, ga ketinggalan juga kriteria laki laki dan wanita yang diidamkan. Seperti  yang di definisikan dalam KBBI. Kata mas Felix jika cinta hanya setangkai mawar, wajar bila ia hilang dihapus nafsu. Bila tidak, ia pun akan lekang digerogoti masa. Cinta ala bunga mawar yang mekar hanya untuk sehari atau bahkan hanya untuk semalam. Habis indah wangi mawar yang tinggal adalah getir pedih penyesalan. Bila cinta sebatang mawar, ia bisa dibayar dengan sejumlah harga, tak peduli siapa yang meminta. Tapi tidak untuk seorang mukminah, cinta punya mahar. Pernikahan yang hanya dapat diberikan oleh hamba-hamba Allah ikhlas nan taat.
Nikahnya seorang pria dengan wanita tak hanya sembarang “pengen” namun butuh ke “siapan” dalam menuju jenjang tersebut diantaranya, persiapan fisik, persiapan ilmu, persiapan materi dan persiapan lainnya.  Mencintai tidak berarti membolehkan segala yang dilarang Allah, after all, hidup ini bukan melulu cinta seperti sinetron korea. Ada halal dan haram yang Allah gariskan bagi kita, itu yang harus kita ingat. Memiliki cinta itu luar biasa, namun sebelum akad semuanya bisa jadi berbahaya. Bisa mencintai itu sebuah anugerah. Tapi bila sebelum pernikahan, itu sesuatu yang salah. Setiap laki-laki dan wanita pasti memiliki nafsu (Gharizah) itu fitrah dan manusiawi, namun menunda cinta sampai pada waktunya, itulah kata yang tepat J bagaikan kupu-kupu yang memaksa keluar dari kepompong sebelum waktunya, begitulah cinta bisa dibunuh karena ketidaksiapan.

Lalu apa saja kriteria laki-laki yang diidamankan oleh wanita?
Ada  60 kriteria laki-laki idaman (Ideal) menurut Islam, silahkan simak baik-baik.

Rasulullah saw bersabda :“Dan perumpamaan mukmin itu seperti lebah, ia hinggap di tempat yang baik, memakan yang baik, tetapi tidak merusaknya”. (HR. Thabrani)

Dari hadist di atas dapat di qiyaskan (analogi) yang dimaksud Orang mukmin (orang beriman) yang seperti lebah itu adalah orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan (sekiranya) 60 Kriteria Laki-laki Idaman (Ideal) menurut Islam adalah laki-laki mukmin (beriman) yang memenuhi kriteria berikut: 
   1.  Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama (QS.6:153); 
   2. Ikhlas menjadi dasar hidupnya (QS.2:207);
   3. Taqwa menjadi bekal hidupnya (QS.2:197); 
   4. Taat menjadi karakteristik khasnya (QS.3.132);  
   5. Shalat dan sabar merupakan kekuatannya (QS.8:56;32:24); 
   6. Tsabat (teguh) merupakan sikap hidupnya (QS.8:45); 
   7. Ukhuwah Islamiyah menjadi pengikat hatinya (QS.49:10;43:67); 
   8. Tidak mengenal sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur (QS.25:63); 
  9. Ruang jiwanya dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam mencapai hadaf (tujuan baik) mereka (QS.28:55);  
  10.  Detik-detik malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah (QS.25:64 : 17:79. 76:26);  
  11.  Senantiasa risau dan amat takut akan azab Neraka Jahanam (QS.25:65-66);
  12.  Punya ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya (QS.25:67.17:29);
  13.  Tidak menyekutukan Allah, dan tidak menantang (menyalahi) perintah Allah (QS.25:68-71);
  14.  Tidak menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun (QS.25:72);
  15.  Hatinya lurus dan hidup subur, dengan iman yang benar (QS.25:73);
  16.  Senantiasa menginginkan kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi (QS.25:74-76);
  17.  Senantiasa Jujur dalam perkataan dan perbuatan;
  18.  Senantiasa menjaga tali silaturrahmi;
  19.  Senantiasa menjaga amanah yang diberikan;
  20.  Senantiasa menjaga hak tetangga;
  21.  Senantiasa memberi kepada yang membutuhkan;
  22.  Senantiasa membalas kebaikan orang lain;
  23.  Senantiasa memuliakan tamu;
  24.  Memiliki sifat malu;
  25.  Senantiasa menepati janji;
  26.  Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi);
  27.  Berakhlak baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; (Matiinul khuluqi);
  28.  Senantiasa Shalat tepat pada waktunya;
  29.  Senantiasa memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid;
  30.  Senantiasa membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya;
  31.  Sederhana dalam urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat;
  32.  Paling suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar;
  33.  Paling berhati-hati dengan lidahnya (menjaga lidah);
  34.  Senantiasa cinta pada keluarganya;
  35.  Paling lambat marahnya; 
  36.  Senantiasa memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat Nabi;
  37.  Senantiasa suka dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah;
  38.  Senantiasa menjaga wudhu;
  39.  Senantiasa menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib;
  40.  Senantiasa menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha;
  41.  Paling cinta dan hormat pada kedua orang tuanya, terutama ibunya;
  42.  Cerdas / Pikirannya intelek (Mutsaqoful fikri);
  43.  Aqidahnya bersih/lurus (Saliimul ‘aqiidah);
  44.  Ibadahnya benar (Shohiihul ‘ibaadah);
  45.  Rendah hati (Tawadhu’);
  46.  Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi);
  47.  Mampu mencari nafkah (Qaadirun’alal kasbi);
  48.  Senantiasa menjaga dan memelihara lidah/lisan (Hifdzul lisaan);
  49.  Senantiasa istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun filhaqqi);
  50.  Senantiasa menundukkan pandangan terhadap lawan jenis dan memelihara kehormatan (Goddhul  bashor wahifdzul hurumat);
  51.  Senantiasa lemah lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain (Latiifun wahubbul’afwi);
  52.  Benar, jujur, berani dan tegas (Al-haq, Al-amanah-wasyaja’ah);
  53.  Selalu yakin dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam (Mutayaqqinun fil’amal);
  54.  Senantiasa pandai memanfaatkan waktu (untuk dunia dan akhirat) (Hariisun’alal waqti);
  55.  Sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi);
  56.  Senantiasa menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun’anisy syubuhat);
  57.  Senantiasa berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’);
  58.  Senantiasa siap menolong orang yang lemah (Mutanaashirun lighoirihi);
  59.  Senantiasa berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita (Asysyidda’u’alal kuffar);  
  60.  Senantiasa mengingat akan datangnya kematian;


Waaah... banyak banget ya, kelenger ga nih laki-laki yang bacanya :D. Saya yakin tidak jika memang ia telah “SIAP”. Nah, apa saja karakter bad boy yang dijauhi oleh perempuan bisa kita simpulkan yakni laki-laki yang tidak termasuk kriteria di atas.
Lalu jika seorang laki-laki ingin menikah, bagaimanakah ciri wanita yang diidamkan tersebut? hendaknya dia mencari seorang wanita yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Taat beragama, 
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأَرْبَعٍ: لِمَالِـهَا، وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِـهَا، وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
.

“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung.” Shahiih al-Bukhari (IX/132, no. 5090)

2. Masih gadis,
Kecuali jika ada mashlahat baginya untuk menikahi wanita janda, karena telah disebutkan dalam satu riwayat bahwasanya Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata:
  تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَقِيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: يَاجَابِرُ، تَزَوَّجْتَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ : بِكْرٌ أَمْ َثيِّبٌ؟ قُلْتُ: ثَيِّبٌ. فَهَلاَّ بِكْرًا تُـلاَعِبُهَا؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ الله إِنَّ لِيْ أَخَوَاتٌ، فَخَشِيْتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِيْ وَبَيْنِهِنَّ. قَالَ: فَذَاكَ إِذَنْ. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِيْنِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Aku telah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bertanya, ‘Wahai Jabir, apakah engkau telah menikah?’ aku menjawab, ‘Ya.’ Kemudian beliau bertanya, ‘Dengan gadis atau janda?’ Aku menjawab, ‘Seorang janda.’ Beliau bersabda, ‘Mengapa engkau tidak memilih seorang gadis sehingga engkau dapat bercanda dengannya?’ Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku me-miliki beberapa saudara perempuan sehingga aku takut akan terjadi kesalahpahaman.’ Maka beliau bersabda, ‘Jika demikian adanya, maka tidak masalah. Sesungguhnya wanita itu dinikahi karena agama, harta dan kecantikannya, maka nikahilah wanita yang taat beragama niscaya engkau akan bahagia.” Shahiih Muslim (II/1087, no. 715)


3. Wanita yang subur,
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :

تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمُ

“Nikahilah wanita yang subur peranakannya dan penyayang, sebab aku akan berbangga di hadapan umat lain dengan jumlah kalian yang banyak”. Sunan Abi Dawud (VI/47, no. 2035)
Jadi jika kita belum memiliki ciri-ciri utama diatas, tentunya kita belumlah ideal untuk menjadi wanita ataupun pria idaman bagi pasangan kita. Semoga bisa menjadi motivasi kepada kita agar senantiasa menjadi pribadi yang sholeh, yang selalu amar ma’ruf dan nahi munkar. Senantiasa introspeksi diri agar hidup kita lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Allah itu dekat bagi yang mau taat*Usaha ga sabar, siap-siap buyar*
                        Wallahu ‘alam

Minggu, 02 Maret 2014

DEKOMPOSER Curug Sawer Situ Gunung




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kelimpahan cacing tanah pada suatu lahan di pengaruhi oleh ketersediaan bahan organik, keasaman tanah, kelembaban tanah, suhu, atau temperatur. Cacing tanah akan berkembang dengan baik apabila faktor lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Keseimbangan lingkungan akan rusak dan berantakan bila cacing tanah sampai mengalami kepunahan, apalagi bila itu akibat ulah manusia. Maka dari itu cacing di gunakan untuk bioindikator tanah. Adanya vegetasi diperkirakan mempengaruhi kondisi fisik tanah, dan pada akhirnya mempengaruhi keberadaan dari cacing tahan tersebut.
Populasi dekomposer merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan tanah. Salah satu dekomposer utama yang berperan dalam menentukan kesuburan tanah adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk invertebrata, phylum Annelida, ordo Oligochaeta. Cacing tanah tersebut memakan sisa tanaman yang membusuk dan menghasilkan sisa pencernaan (feses) yang merupakan sumber bahan organik tanah.
Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. Beberapa jenis cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu menghancurkan bahan organic yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu tanah, Bahan Pakan Ternak, Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit, Bahan Baku Kosmetik dan bahan baku makanan untuk beberapa jenis cacing yang dapat dikonsumsi dan bermanfaat bagi manusia.
Kehidupan hewan sangat bergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat ditentukan keadaan daerah tersebut. Dengan kata lain keberadaan suatu daerah sangat bergantung dari faktor lingkungannya, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik (Sarwono, 2007).
1.2  Rumusan Masalah
1.      Jenis tanah mempengaruhi terhadap jenis dekomposer yang berperan terhadap pertumbuahan tanaman.
2.      Masih kurangnya identifiaksi jenis dokomposer di kawasan curug sawer, situ gunung.


1.3  Tujuan Penelitian
1.      Mengamati jenis-jenis cacing tanah berdasarkan tempat hidupnya.
2.      Menentukan kualitas tanah dengan menggunakan cacing tanah sebagai bioindikator.
3.      Menaksir kerapatan populasi cacing tanah yang dinyatakan dalam keratan biomassa.
4.      Menentukan pola penyebaran individu cacing tanah



____*info lebih lengkap silahkan menghubungi langsung.