Akhirnya 6 bulan sudah saya menaklukan mu.
Berangkat subuh pulang petang kini tak terasa.
Hasil usaha dan kesabaran berbuah ilmu yang luar biasa tiada tandingannya.
Terimaksih kepada orang tua, keluarga, seluruh dosen, dan kawan-kawan khususnya Uni Rini :)
_Innallaha Ma'ana.Semoga Kita Bisa Memaknai Setiap Arti Hidup_
Senin, 20 Oktober 2014
Pacaran Dalam Realitas Sosial Part II

Dalam konteks
ini penulis ingin menambahkan gambaran pacaran yang kini sering dijadikan ajang
pencarian pasangan untuk menjadi kawan hidup yang sering salah kaprah, ga
ketinggalan juga kriteria laki laki dan wanita yang diidamkan. Seperti yang di definisikan dalam KBBI. Kata mas
Felix jika cinta hanya setangkai mawar, wajar
bila ia hilang dihapus nafsu. Bila tidak, ia pun akan lekang digerogoti masa.
Cinta ala bunga mawar yang mekar hanya untuk sehari atau bahkan hanya untuk
semalam. Habis indah wangi mawar yang tinggal adalah getir pedih penyesalan.
Bila cinta sebatang mawar, ia bisa dibayar dengan sejumlah harga, tak peduli
siapa yang meminta. Tapi tidak untuk seorang mukminah, cinta punya mahar.
Pernikahan yang hanya dapat diberikan oleh hamba-hamba Allah ikhlas nan taat.
Nikahnya seorang
pria dengan wanita tak hanya sembarang “pengen” namun butuh ke “siapan” dalam
menuju jenjang tersebut diantaranya, persiapan fisik, persiapan ilmu, persiapan
materi dan persiapan lainnya. Mencintai
tidak berarti membolehkan segala yang dilarang Allah, after all, hidup ini bukan melulu cinta seperti sinetron korea. Ada
halal dan haram yang Allah gariskan bagi kita, itu yang harus kita ingat.
Memiliki cinta itu luar biasa, namun sebelum akad semuanya bisa jadi berbahaya.
Bisa mencintai itu sebuah anugerah. Tapi bila sebelum pernikahan, itu sesuatu
yang salah. Setiap laki-laki dan wanita pasti memiliki nafsu (Gharizah) itu
fitrah dan manusiawi, namun menunda cinta sampai pada waktunya, itulah kata
yang tepat J
bagaikan kupu-kupu yang memaksa keluar dari kepompong sebelum waktunya,
begitulah cinta bisa dibunuh karena ketidaksiapan.
Lalu
apa saja kriteria laki-laki yang diidamankan oleh wanita?
Ada 60 kriteria laki-laki
idaman (Ideal) menurut Islam, silahkan simak baik-baik.
Rasulullah saw bersabda :“Dan perumpamaan mukmin itu seperti lebah, ia hinggap di tempat yang baik, memakan yang baik, tetapi tidak merusaknya”. (HR. Thabrani)
Dari hadist di atas dapat di qiyaskan (analogi) yang dimaksud Orang mukmin (orang beriman) yang seperti lebah itu adalah orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan (sekiranya) 60 Kriteria Laki-laki Idaman (Ideal) menurut Islam adalah laki-laki mukmin (beriman) yang memenuhi kriteria berikut:
1.
Islam menjadi
pedoman hidupnya yang utama (QS.6:153);
2. Ikhlas menjadi
dasar hidupnya (QS.2:207);
3. Taqwa menjadi
bekal hidupnya (QS.2:197);
4. Taat menjadi
karakteristik khasnya (QS.3.132);
5. Shalat dan sabar
merupakan kekuatannya (QS.8:56;32:24);
6. Tsabat (teguh)
merupakan sikap hidupnya (QS.8:45);
7. Ukhuwah
Islamiyah menjadi pengikat hatinya (QS.49:10;43:67);
8.
Tidak mengenal
sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur (QS.25:63);
9. Ruang jiwanya
dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam
mencapai hadaf (tujuan baik) mereka (QS.28:55);
10.
Detik-detik
malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah
(QS.25:64 : 17:79. 76:26);
11.
Senantiasa risau
dan amat takut akan azab Neraka Jahanam (QS.25:65-66);
12.
Punya
ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya (QS.25:67.17:29);
13.
Tidak
menyekutukan Allah, dan tidak menantang (menyalahi) perintah Allah
(QS.25:68-71);
14.
Tidak
menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun (QS.25:72);
15.
Hatinya lurus
dan hidup subur, dengan iman yang benar (QS.25:73);
16.
Senantiasa menginginkan
kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi
(QS.25:74-76);
17.
Senantiasa Jujur
dalam perkataan dan perbuatan;
18.
Senantiasa
menjaga tali silaturrahmi;
19.
Senantiasa
menjaga amanah yang diberikan;
20.
Senantiasa
menjaga hak tetangga;
21.
Senantiasa
memberi kepada yang membutuhkan;
22.
Senantiasa
membalas kebaikan orang lain;
23.
Senantiasa
memuliakan tamu;
24.
Memiliki sifat
malu;
25.
Senantiasa
menepati janji;
26.
Tubuhnya sehat
dan kuat (Qowiyyul jismi);
27.
Berakhlak
baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; (Matiinul khuluqi);
28.
Senantiasa
Shalat tepat pada waktunya;
29.
Senantiasa
memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid;
30.
Senantiasa
membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya;
31.
Sederhana dalam
urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat;
32.
Paling suka
melakukan amar ma’ruf nahi munkar;
33.
Paling
berhati-hati dengan lidahnya (menjaga lidah);
34.
Senantiasa cinta
pada keluarganya;
35.
Paling lambat
marahnya;
36. Senantiasa
memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat
Nabi;
37.
Senantiasa suka
dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah;
38.
Senantiasa
menjaga wudhu;
39.
Senantiasa
menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib;
40.
Senantiasa
menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha;
41.
Paling cinta dan
hormat pada kedua orang tuanya, terutama ibunya;
42.
Cerdas /
Pikirannya intelek (Mutsaqoful fikri);
43.
Aqidahnya
bersih/lurus (Saliimul ‘aqiidah);
44.
Ibadahnya benar
(Shohiihul ‘ibaadah);
45.
Rendah hati
(Tawadhu’);
46.
Jiwanya
bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi);
47.
Mampu mencari
nafkah (Qaadirun’alal kasbi);
48.
Senantiasa
menjaga dan memelihara lidah/lisan (Hifdzul lisaan);
49.
Senantiasa
istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun filhaqqi);
50.
Senantiasa
menundukkan pandangan terhadap lawan jenis dan memelihara kehormatan (Goddhul
bashor wahifdzul hurumat);
51.
Senantiasa lemah
lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain (Latiifun wahubbul’afwi);
52.
Benar, jujur,
berani dan tegas (Al-haq, Al-amanah-wasyaja’ah);
53.
Selalu yakin
dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam (Mutayaqqinun fil’amal);
54.
Senantiasa
pandai memanfaatkan waktu (untuk dunia dan akhirat) (Hariisun’alal waqti);
55.
Sebanyak-banyaknya
bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi);
56.
Senantiasa
menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun’anisy syubuhat);
57.
Senantiasa
berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’);
58.
Senantiasa siap
menolong orang yang lemah (Mutanaashirun lighoirihi);
59.
Senantiasa
berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita
(Asysyidda’u’alal kuffar);
60.
Senantiasa
mengingat akan datangnya kematian;
Waaah... banyak banget ya, kelenger ga nih laki-laki yang bacanya :D. Saya yakin tidak jika memang ia telah “SIAP”. Nah, apa saja karakter bad boy yang dijauhi oleh perempuan bisa kita simpulkan yakni laki-laki yang tidak termasuk kriteria di atas.
Lalu
jika seorang laki-laki ingin menikah, bagaimanakah ciri wanita yang diidamkan
tersebut? hendaknya dia mencari seorang wanita yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
1. Taat beragama,
Sebagaimana
sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأَرْبَعٍ: لِمَالِـهَا، وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِـهَا، وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
.
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung.” Shahiih al-Bukhari (IX/132, no. 5090)
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung.” Shahiih al-Bukhari (IX/132, no. 5090)
2.
Masih gadis,
Kecuali
jika ada mashlahat baginya untuk menikahi wanita janda, karena telah disebutkan
dalam satu riwayat bahwasanya Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata:
تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ
الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَقِيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: يَاجَابِرُ، تَزَوَّجْتَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ :
بِكْرٌ أَمْ َثيِّبٌ؟ قُلْتُ: ثَيِّبٌ. فَهَلاَّ بِكْرًا تُـلاَعِبُهَا؟ قُلْتُ:
يَا رَسُوْلَ الله إِنَّ لِيْ أَخَوَاتٌ، فَخَشِيْتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِيْ
وَبَيْنِهِنَّ. قَالَ: فَذَاكَ إِذَنْ. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى
دِيْنِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ
يَدَاكَ
“Aku
telah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
tatkala bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau
bertanya, ‘Wahai Jabir, apakah engkau telah menikah?’ aku menjawab, ‘Ya.’
Kemudian beliau bertanya, ‘Dengan gadis atau janda?’ Aku menjawab, ‘Seorang
janda.’ Beliau bersabda, ‘Mengapa engkau tidak memilih seorang gadis sehingga
engkau dapat bercanda dengannya?’ Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya aku me-miliki beberapa saudara perempuan sehingga aku takut akan
terjadi kesalahpahaman.’ Maka beliau bersabda, ‘Jika demikian adanya, maka
tidak masalah. Sesungguhnya wanita itu dinikahi karena agama, harta dan
kecantikannya, maka nikahilah wanita yang taat beragama niscaya engkau akan
bahagia.” Shahiih Muslim (II/1087, no. 715)
3. Wanita yang subur,
Sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dari
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :
تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمُ
“Nikahilah wanita yang subur peranakannya dan penyayang, sebab aku akan berbangga di hadapan umat lain dengan jumlah kalian yang banyak”. Sunan Abi Dawud (VI/47, no. 2035)
Jadi jika kita belum memiliki
ciri-ciri utama diatas, tentunya kita belumlah ideal untuk menjadi wanita
ataupun pria idaman bagi pasangan kita. Semoga bisa menjadi motivasi kepada
kita agar senantiasa menjadi pribadi yang sholeh, yang selalu amar ma’ruf dan
nahi munkar. Senantiasa introspeksi diri agar hidup kita lebih baik lagi dimasa
yang akan datang.
Allah itu dekat bagi yang mau
taat*Usaha ga sabar, siap-siap buyar*
Wallahu ‘alam
Minggu, 02 Maret 2014
DEKOMPOSER Curug Sawer Situ Gunung
BAB I
PENDAHULUAN
Kelimpahan cacing tanah pada suatu
lahan di pengaruhi oleh ketersediaan bahan organik, keasaman tanah, kelembaban
tanah, suhu, atau temperatur. Cacing tanah akan berkembang dengan baik apabila
faktor lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Keseimbangan lingkungan
akan rusak dan berantakan bila cacing tanah sampai mengalami kepunahan, apalagi
bila itu akibat ulah manusia. Maka dari itu cacing di gunakan untuk
bioindikator tanah. Adanya vegetasi diperkirakan mempengaruhi kondisi fisik
tanah, dan pada akhirnya mempengaruhi keberadaan dari cacing tahan tersebut.
Populasi
dekomposer merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan tanah.
Salah satu dekomposer utama yang berperan dalam menentukan kesuburan tanah
adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk invertebrata, phylum Annelida, ordo
Oligochaeta. Cacing tanah tersebut memakan sisa tanaman yang membusuk dan
menghasilkan sisa pencernaan (feses) yang merupakan sumber bahan organik tanah.
Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan
makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap
oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. Beberapa jenis cacing tanah
antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini
menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu menghancurkan bahan
organic yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu tanah, Bahan Pakan Ternak, Bahan
Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit, Bahan Baku Kosmetik dan
bahan baku makanan untuk beberapa jenis cacing yang dapat dikonsumsi dan
bermanfaat bagi manusia.
Kehidupan hewan sangat bergantung pada habitatnya,
karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu
daerah sangat ditentukan keadaan daerah tersebut. Dengan kata lain keberadaan
suatu daerah sangat bergantung dari faktor lingkungannya, yaitu lingkungan
biotik dan lingkungan abiotik (Sarwono, 2007).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Jenis tanah
mempengaruhi terhadap jenis dekomposer yang berperan terhadap pertumbuahan
tanaman.
2.
Masih
kurangnya identifiaksi jenis dokomposer di kawasan curug sawer, situ gunung.
1.3 Tujuan
Penelitian
1. Mengamati jenis-jenis cacing tanah berdasarkan
tempat hidupnya.
2. Menentukan kualitas tanah dengan
menggunakan cacing tanah sebagai bioindikator.
3. Menaksir kerapatan populasi cacing
tanah yang dinyatakan dalam keratan biomassa.
4. Menentukan pola penyebaran individu
cacing tanah
____*info lebih lengkap silahkan menghubungi langsung.
Langganan:
Postingan (Atom)