Selasa, 31 Januari 2012

Banyak Guru Belum Pandai Mengajar

JAKARTA – Peningkatan kemampuan guru yang dilakukan pemerintah, belum mampu menaikkan kemampuan mengajar pahlawan tanpa tanda jasa tersebut. Buktinya, masih ditemukan banyak guru yang belum pandai mengajar. Akibatnya, siswa kesulitan menerima materi.
Demikian diungkapkan Ketua Dewan Pembina Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Fasli Jalal di Jakarta kemarin (20/12). “Masih banyak guru yang belum pantas jadi guru sehingga kalau memang tidak lulus uji, perlu dicarikan profesi lain bagi mereka agar tidak mengganggu proses pendidikan,” ujar Fasli.
Mantan wakil menteri Pendidikan Nasional tersebut menjelaskan, untuk memisahkan guru yang bagus dan tidak, sangat sulit. Salah satu caranya, pemisahan saat guru mengikuti pendidikan di Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Dijelaskan Fasli, sertifikasi guru tidak menjamin bahwa kualitas orang yang memilikinya akan meningkat. Untuk itu perlu ada jaminan pelatihan guru profesi. “Salah satu meningkatkan profesionalisme adalah membuat karya tulis. Tulisan ilmiah tersebut pada akhirnya akan menjadi ajang tawar bagi guru tersebut untuk dapat menaikkan pangkatnya,” katanya.
Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Hamid Muhammad menambahkan, Kemendikbud memang akan mensinergikan penulisan guru ini dengan program yang ada di Kemendikbud. Pasalnya saat ini di Ditjen Dikmen, Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada pelatihan karya tulis bagi guru yang mau meraih status golongan PNS 4A ke 4B.
“Ini yang akan kita latih dan akan disinkronkan dengan pelatihan yang dibuat Agupena,” terang Hamid.
Menurut Hamid, selain menaikkan pangkat, karya tulis akan menjadikan profesi guru tersebut menjadi penulis buku. Kemendikbud juga akan meningkatkan jumlahnya pada lomba karya tulis yang digelar setiap 17 Agustus. (cdl)
Sumber: http://www.igi.or.id/3-view.php?subaction=showfull&id=1324433827&archive=&start_from=&ucat=1&

Salah Kaprah Soal Jilbab

MuslimahTak banyak yang tahu, 4 September lalu diperingati sebagai Hari Solidaritas Jilbab Internasional. Seiring berlipatnya pertumbuhan Islam di AS, ketakutan atas simbol-simbol Islam juga terus meningkat. Jilbab adalah sasaran empuk anti-islam.
Tak hanya di AS, di negara sekuler lain gema larangan jilbab terus dikumandangkan. Bahkan, sudah menjadi aturan baku dalam undang-undang Negara. Ironisnya, larangan itu mulai menjalas ke Negara-Negara Arab.
Tahun 1981, Tunisia meratifikasi UU No 108 yang melarang jilbab di lembaga pemerintahan. Ribuan muslimah pun dipecat dari pegawai pemerintahan dan pusat-pusat pendidikan.
Tahun 1997, Presiden Turki Ahmad Necdet Sezer, mengeluarkan dekrit melarang jilbab di institusi pemerintahan, sekolah dan universitas. Terjadilah diskriminasi terhadap muslimah. Wanita berjilbab tajk di izinkan  meliput konferensi pers di lembaga   pemerintahan.
Tahun 2004, Perancis mengeluarkan UU anti-jilbab bagi pelajar dan mahasiswi di sekolah dan kampus. Alasannya, untuk menjaga kesekuleran Perancis. Desember 2006, Belanda melarang burqa secara nasional. Juni 2006, Jerman juga melakukan aksi pelarangan Jilbab. Delapan dari 16 Negara bagian menerapkan larangan jilbab di sekolah-sekolah umum.
Oktober 2006, Nigeria melarang jilbab di sekolah. Bahkan, melarang anak laki-laki memakai celana panjang dan peci. Pada 2006, Tunisia ‘mengharamkan’ jilbab di sekolah, kampus dan rumah sakit.
Di Kosovo, 29 Agustus 2011 dikeluarkan larangan jilbab dan pengajaran agama islam di sekolah-sekolah. Keputusan ini didemo  2000 muslim. Tahun 2011, Suriah melarang wanita berjilbab mendaftar perguruan tinggi, melarang guru berjilbab mengajar di sekolah-sekolah.
Negara arab lainnya, seperti Tunisia, Yordania, Mesir dan Uni Emirat Arab juga melarang cadar karena alasan keamanan menyangkut identitas.

Bukan Teroris

Sudah enam tahun sejak ditetapkannya 4 September sebagai hari Solidaritas Jilbab Internasional pada 2005. Namun, upaya diskriminasi dan pelarangan jilbab tetap marak. Jilbab di anggap simbol agama bahkan bisa mencelakai orang. Sama bahayanya dengan teroris.
Padahal jilbab bukan seperti rokok, yang jika orang ikut menghisap asapnya, lambat laun bisa terancam kematian. Nah, jika rokok saja bisa diterima masyarakat dunia, kenapa jilbab dihina? Di sinilah letak ketidakadilannya. Dan itu tak mengherankan, karena jilbab adalah simbol kebangkitan umat Islam.
Sejak lama, masyarakat kafir Barat ketar-ketir dengan potensi kebangkitan umat Islam. Salah satu fenomena yang menjadi petunjuk bangkitnya ideologi Islam adalah Jilbab. Ya, hanya Muslimah yang memahami Islam dengan benar, menyeluruh, dan berusaha menjadi Muslimah kaffah yang bersedia mengenakan jilbab.
Pasalnya, konsekuensi mengenakan pakaian takwa ini sungguh tidak ringan. Terlebih berjilbab di negara-negara sekuler, sarat tantangan dan hambatan. Sangat tidak mungkin dilakukan Muslimah yang keislamannya biasa-biasa saja, melainkan hanya mereka yang militan. Inilah mengapa jilbab terus diserang. Sebab jika dibiarkan eksis, itu sama saja dengan memberi jalan tegaknya ideologi Islam dan membiarkan sekulerime roboh di rumahnya sendiri.

Identitas Sejati

Berkaca pada muslimah di barat yang begitu istiqomah mempertahankan jilbabnya, kita di sini hendaknya bersyukur. Berjilbab sangatlah mudah, bahkan belakangan ini busana muslimah menjadi tren.
Namun bukan sekedar tren, jilbab adalah identitas sejati Muslimah. Bukan sekadar symbol keagamaan. Ya, jilbab adalah jalan ketakwaan, bukti ketundukan sebagai hamba Allah SWT. Jilbab pertanda keimanan.
Mungkin kita sering mendengar sindiran “bagaimana mau berjilbab, kelakuannya saja masih ugal-ugalan.” Atau ada yang mengatakan “ah, Aisyah itu berjilbab, tetapi bicaranya suka menyakitkan hati.” Juga ada yang berujar “nggak penting menutup aurat, yang penting hatinya baik.”
Memang benar, seorang wanita berjilbab dan kerudung, bisa jadi belum memiliki hati suci sempurna. Tak sedikit jilbaber yang memiliki perangai kurang menyenangkan (dalam pandangan beberapa orang). Tetapi, setiap wanita yang memiliki kecantikan hati, akan terpanggil berjilbab dan berkerudung. Logikanya, jika jilbaber saja belum berperangai sempurna, terlebih mereka yang tidak menutup aurat.

Kiblat Tren

Muslimah di Indonesia adalah kiblat dunia. Termasuk caranya berpakaian. Untuk itu perlu diluruskan salah kaprah soal jilbab. Kebanyakan “jilbab” didefinisikan sebagai kerudung penutup kepala. Padahal, definisi jilbab yang benar adalah baju terusan yang mengulur dari tubuh bagian atas hingga dasar(bawah). Orang Indonesia menyebutnya gamis. Jadi, jilbab itu ya gamis.
Allah SWT berfirman:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. “ (Q.S. Al Ahzab 33:59)
Ada kata “ulurkanlah jilbab keseluruh tubuh”, artinya jilbab itu pakaian penutup tubuh, bukan penutup rambut/kepala. Definisi seperti di atas, tidak bisa ditukar dengan kerudung (bahasa Arab kerudung adalah khimar). Logikanya sama dengan definisi kebaya yang tidak bisa ditukar dengan kemeja. Karena kebaya sudah merujuk pada jenis pakaian tertentu, demikian pula kemeja.
Itu sebabnya, perintah menutup tubuh dengan jilbab, beda dengan perintah menutup rambut dengan kerudung. Perintah mengenakan kerudung sendiri ada di dalam nash Al-Quran surat An-Nuur ayat 31:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,..” (An-Nuur:31)
Jadi, khimar alias kerudung harus diulurkan sampai ke dada. Itulah syarat kerudung yang syar’i. Walhasil, busana Muslimah yang syar’i adalah  jilbab plus kerudung yang diulurkan sampai ke dada. Pemahaman inilah yang hendanknya kita sampaikan pada dunia sebagai bentuk solidaritas kita pada jilbab, sekaligus menjadikannya tren global. Insya Allah, dengan semakin banyak Muslimah berjilbab, permusuhan terhadapnya akan kandas atas pertolongan Allah SWT.

Jika Lapar, Saya Menangis!

Hati ini mulai tersentuh ketika melihat kenyataan di dunia ini! Ketika manusia, hilang hatinya. uang yang ada di kepalanya, kesenangan dunia yang di cari! Melupakan sahabatnya sendiri, sahabatnya sesama manusia bagaikan sampah yang harus di singkirkan!
Video ini http://hidayahsubuh.tumblr.com/post/14191603651/hazrat-thauban-reported-that-the-messenger-of
dan juga Kisah seorang nenek yang hidup sebatang kara ini ,
Jika saya lapar, saya menangis
membacanya saja mengingatkanku kepada sosok yang kini jauh dari sisiku, nenek dan ibu. Ketika aku membaca artikel ini, terbesit di benakku
“Ya الله, bagaimana jika nenek itu adalah nenek kami? Bagaimana jika nenek itu adalah ibu kami? Bagaimana jika nenek itu adalah kakak kami?
Anak-anak kecil yang dibombardir? Apakah kita tidak membayangkan seandainya saja yang di bombardir itu ayah ibu kita di rumah? adik-adik kecil kita yang di rumah? Betapa sedihnya ketika kami melihat saudara kami muslim, menderita akibat kami jauh dari aturan-Mu. Kebanyakan pemimpin negeri ini memilih hukum buatan manusia, kapitalisme, demokrasi, sosialisme. Dan.. Mencampakkan hukum-Mu. Ampuni kami ya الله”
Benarlah apa yang dikhawatirkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم , “Negeri-negeri akan menyerang kamu seperti sekelompok orang yang makan dari sebuah piring.” Para sahabat berkata: “Apakah itu dikarenakan kita berjumlah sedikit?” Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Tidak, bahkan jumlah kamu banyak, tetapi kamu akan menjadi seperti buih di laut, dan Allah akan mengambil rasa takut atas kamu dari hati musuh-musuhmu kamu itu dan Allah akan mencampakkan ke dalam hatimu wahan” Mereka bertanya: “Apakah wahan itu Rasulullah?” Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Cinta dunia dan takut mati.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud)
Kami bagaikan buih dilautan, negeri-negeri lain menyantap umat Muhammad, menghujani dengan bom, dengan martir, dengan peluru, hanya untuk memenuhi perut negeri-negeri lain.
Ya الله Semua ini membuat kami akan semakin mengerti ya الله. Kenapa kami umat islam harus dan wajib untuk menerapkan syariah-Mu. Engkau menurunkan syariat yang sempurna, untuk menjaga kesejahteraan umat manusia di dunia. Syariat yang Engkau ridhoi ini yaitu Islam adalah untuk melindungi kami, melindungi umat Rasul-Mu, Muhammad. Ketika hukum-Mu di campakkan di muka bumi ini, maka terlihat jelas kerusakan yang di buat oleh manusia. Ya الله, ampunilah dosa kami yang hingga saat ini belum bisa menerapkan hukum-Mu secara kaffah. Oleh karena itu, berilah kekuatan kepada kami kaum muslim, agar dapat menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah yang engkau Ridhai Aamiin.

Pernahkah Anda Memakan “Rumput”?

Alfalfa
Alfalfa
Judul Asli “Di Belakang Pasukan Jihad Terbaik”
Tahukah Anda bahwa postur tubuh sesungguhunya lebih tergantung pada nutrisi, bukan pada genetik? Dan tahukah Anda, bahwa di abad pertengahan, postur tubuh rata-rata kaum Muslimin lebih tinggi dan kekar dari rata-rata orang-orang kafir?
Ketika tahun 711 M pasukan Thariq bin Ziyad mendarat di Spanyol dan mengawali 781 tahun (711-1492) kekuasaan Islam di sana, mereka tidak hanya membawa visi hidup yang baru tetapi juga banyak teknologi yang baru, antara lain di bidang pertanian. Pertanian itu menentukan makanan yang menjaga kesehatan kaum muslimin dan juga logistik untuk sarana jihadnya, yaitu kuda.
Posisi logistik dalam setiap ekspedisi jihad adalah vital. Kemenangan perang manapun sering di tentukan bukan oleh senjata atau kehebatan tempur pasukan tetapi oleh logistik yang sudah direncanakan ditaruh di tempat yang  tepat pada saat yang tepat. Ibaratnya, sebuah kapal induk bertenaga nuklir, tidak ada artinya bila kehabisan bahan bakar dan awaknya kelaparan.
Pada masa Thariq bin Ziyad, logistik yang menentukan adalah makanan prajurit dan pakan kuda! Jadi pada setiap pergerakan harus ada rumput bergizi tinggi yang bisa ditanam atau disediakan dengan cepat.
Karena jihad menjangkau daerah yang luas dengan waktu yang lama—bisa puluhan tahun —  maka logistic berupa rumput ini juga harus bisa dihasilkan di daerah-daerah yang stratedis yang sudah dikuasai oleh pasukan Islam. Maka bagian logistik dari pasukan Islam saat itu sudah mengenal rerumputan bergizi tinggi yang sangat efektif untuk menumbuhkan kuda, tanaman bergizi tinggi inilah yang disebut alfalfa. Karena penguasaan Islam yang lama khususnya di Spanyol , teknologi menanam alfalfa ini lalu  menular ke bangsa Spanyol.
Ketika 800 tahun kemudian panglima Spanyol Hernando Cortez menaklukkan bangsa Aztecs di Mexico dengan strategi perang yang menjiplak Thariq bin Ziad –membakar kapal– beserta cara membangun logistiknya dengan tanaman yang sama -alfalfa– yang diperkenalkan Islam di Spanyol selama 781 tahun! Akhirnya alfalfa terbawa ke benua Amerika. Oleh karena itu sangatlah wajar jika Amerika Serikat menjadi dominan di bidang “nutritious plants” dan pengekspor daging terbesar di dunia.
Dari mana kita membuktikan bahwa alfalfa berasal dari dunia Islam? Yang termudah adalah dari sisi bahasa! Karena peradaban Islam yang berkembang hampir  8 abad di Spanyol,  Maka banyak sekali kata atau nama-nama yang berasal dari Islam—termasuk diantaranya alfalfa ini!. Keith Millier seorang warga Amerika pakar Timur Tengah menulis dalam karyanya “Arabic Words in English” (millerworlds.blogspot.com/2010/07/arabic-words-in-english.html) bahwa  alfalfa berasal dari al-fisfisa, yang berarti “fresh fodder” atau pakan segar.
Dalam bahasa Spanyol maupun bahasa Inggris hingga kini tidak ada kata lain yang searti dengan alfalfa untuk nama tanaman bergizi (nutritious plants) yang dibawa dari dunia Islam 14 abad lalu itu. Maka dari nama ini tidak bisa disangkal lagi bahwa kekuatan produk pertanian terbesar ke-3 di Amerika tersebut –alfalfa– bisa dirunut berasal dari peradaban Islam.
Ironinya di dunia Islam sendiri tanaman Alfalfa ini kini nyaris tidak pernah terdengar lagi karena tidak menjadi perhatian untuk di produksi.(padahal sari alfalfa 500ml sekarang bisa mencapai 250 ribu).
Prof. DR. Zagloul Al Najjar – Fellow of Islamic Academy Science di Mesir—yang menulis lebih dari 150 mukjizat Al-Quran dan Implikasinya pada ilmu pengetahuan, menjelaskan dengan detil rantai makanan yang diungkapkan Allah dalam serangkaian Ayat di surat ’Abasa mulai dari ayat 24 tersebut diatas sampai ayat 32.
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya, Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma,  kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (Q.S.’Abasa :24-32)
Ketika professor ini membahas ayat “wa ‘inaban wa qadhban” misalnya—yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “dan anggur dan sayur-sayuran”-dalam bahasa Inggris diterjemahkan “and grapes and nutritious plants” – ia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan nutritious plants adalah tanaman alfalfa—yang memang sangat kaya dengan gizi.
Kalu kita melihat bahwa Alquran masih sama, masih pula dihafal oleh banyak orang tetapi dulu kaum Muslimin bisa menjadi umat dengan fisik yang kuat serta memiliki pasukan jihad yang kuat, maka apa yang hilang sehingga sekarang keunggulan kita di bidang ini tiada?
Salah satu jawabannya, karena kita sekarang tidak memiliki lagi negara yang mendorong kita menjadi umat yang unggul, tak ada lagi misi jihad untuk merahmati seluruh alam, tidak ada lagi yang membutuhkan teknologi logistik di belakangnya, sehingga juga tidak ada lagi anak-anak cerdas kaum Muslimin yang mencurahkan waktu dan pikiran untuk mempelajjarinya.
Oleh Prof Dr Ing Fahmi Amhar  
(Media Umat Edisi 66, 25 Syawal—5 Dzulqaidah 1432 H/ 23 September—6 Oktober 2011 M)
Lalu bagaimana dengan kita?
Ah, sarapan saja kadang sempat kadang tidak, kemudian makan siang dirangkap dengan makan malam.

Jumat, 27 Januari 2012

Memory Fieltrip @Ujung Genteng Sukabumi,<<<<>>>>>

Persiapan pemberangkatan :) Lamaa nungggu... 
Bang Fadil mencoba mengamankan situasi,,, ^^
Ahhirnyaaaa berangkat juga





Bismillah, Berangkat Ya Allah dgn Niat kami untuk menambah ilmu serta wawasan kami, mudah2n di perjalaan lancar. :)
<<<<<<

Tiba di Pertengahan jalan,,,,,,,, hal yg tdk diiinginkan terjadi, Ban Bis 1 meletus :(
 
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu
teruslah berlari hingga kebosanna itu bosan mengejarmu
teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu
teruslah bertahan hingga kefuturan itu futur menyertaimu
tetaplah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu
(Ust. Rahmat Abdullah)
Semoga tetap sabar dalam kondisi apapun

Nasihat yg sllu teringat kala dlm kesulitan ku :)

                                                                            *****

Alhamdulillah akhirnya. Sampai juga tepat pukul jam 02:00 Dini hari tiba di mes AU Ujunggenteng,




Kegiatan pertama diawali dgn Apel pagi lanjut meneliti ornit Masih banyak berbagai jenis burung tredapat disana kurang lebih kami menemukan 100 jenis burung...
Ditengah kesibukan masihhh ada yg coba iseng,, Golok yg mau dipakai dan dicarai2 ternyata ??!! malah dipakai main2## Bang 222 :D









Lanjut teliti Mangrove




Melepaskan kelelahan foto2 dul bisa kali.. :)














Cobalah simpan semua kebaikan dan kebahagiaan
yang kita miliki dalam kekokohan hati agar tak
ada yang mampu menghapusnya.
Tuliskan kesedihan dipasir ketulusan agar
angin keikhlasan dapat membawanya pergi
Allahu Rabbi
Perkayalah diri kami dengan ilmu-Mu
Hiasilah hati kami dengan kesabaran dijalan-Mu
Muliakanlah wajah kami dengan ketaqwaan pada-Mu
Perindahlah fisik kami dan jauhkan dari kesedihan.















Nasihat

Pilih Ganteng atau Takwa?



Ssstt, kamu pasti pada tahu kan tongkrongannya Irfan Bachdim, Justin Bieber, Dude Herlino, Hyun Bin, dan masih banyak deretan nama cowok lainnya. Kata banyak orang, mereka cakep, ganteng, tampan bin kasep. Kok kata orang? Karena apa yang menurut kata orang banyak, belum tentu saya sependapat dengan mereka. Suka-suka donk!

Semua nama tersebut adalah deretan selebritis yang terkenal di bidangnya masing-masing. Dari semua nama tersebut, hanya Irfan Bachdim saja yang background-nya adalah sepak bola. Selebihnya adalah kalangan artis dan bintang sinetron/film. Tak heran, karena bidang ini (baca: entertainment) memang mengharuskan wajah cakep sebagai modal utama bila ingin terkenal.

Kalau yang tak punya wajah cakep, gimana dong? Kalau nekat pingin terkenal di dunia selebritis, tanpa modal cakep dan body seksi maka kamu harus punya kebalikannya. Apaan tuh? Sorry, nggak tega bener sebetulnya mau bilang kalo kebalikan wajah cakep adalah wajah (maaf) ancur. Coba aja kamu perhatikan beberapa seleb yang settingan wajahnya begitu. Mereka selalu mentertawakan diri sendiri dengan banyolan yang intinya pengakuan bahwa wajah mereka sendiri jauh dari harapan (akhirnya bisa nemu padanan kata yg sopan untuk istilah wajah ancur hehehe).

Tapi ngemeng-ngemeng (baca: ngomong-ngomong), apakah wajah cakep atau ganteng itu segitu pentingnya sih buat manusia terutama remaja seusia kamu? Apakah tak ada faktor lain yang bisa dilihat dari seorang cowok selain tampilan fisiknya semata?

Ganteng, penting nggak sih?

Bisa dipastikan hampir 100% dari kamu menjawab PENTING. Biar bagaimanapun, hal pertama yang bakal diperhatikan orang adalah wajah dan penampilan. So pasti, kamu bakal bangga kalo berdampingan dengan cowok cakep dibandingkan dengan cowok jelek. Diajak jalan-jalan oke, dikenalkan ke teman-teman bangga, diajak kondangan bisa nambah PD. Kayaknya asyik banget punya pendamping yang ganteng abis. Ayo, jujur deh.Hehehe…

Masalahnya, definisi ganteng itu yang kayak gimana sih? Apakah yang kayak Irfan Bachdim, Teuku Wisnu, atau siapa pun itu yang biasa nongol di TV karena modal tampangnya dianggap oke punya?

Ternyata ganteng menurut kamu belum tentu sama menurut temanmu. Begitu juga ganteng menurut saya, belum tentu kamu sependapat juga. Jadi sebetulnya, semua cowok itu ganteng, sama kayak semua cewek itu cantik. At least, menurut ibu bapak masing-masing. Coba mana ada ortu yang nyesel punya anak karena wajah anaknya jelek trus malah muji-muji anak tetangga? Kalo pun ada itu ortu yang menghina diri sendiri namanya hehehe…

Back to topic, tentang ganteng tidaknya seorang cowok. Tak ada standar baku rumus kegantengan seseorang itu. Artinya, cakep itu relatif dan jelek itu mutlak hehehe…just kidding. Maksudnya, nggak usah jutek kalo pendapat kalian berbeda satu sama lain untuk menilai kegantengan seorang cowok. Udah deh, yakin aja bahwa cowok yang paling ganteng saat ini adalah bapak kamu. Hayoo…berani nggak kamu bilang bapak kamu nggak ganteng? Ibumu aja sampe kesengsem dan mau nikah kok sama beliau. Iya nggak sih? Sip deh!

Cowok ganteng berikutnya adalah yang jadi suami kamu kelak. Ya iyalah, nggak mungkin banget suami kamu cantik kan? Jadi nggak usah kurang kerjaan sekarang ini dengan membikin tabel kegantengan seseorang. Biarpun ganteng, toh mereka juga nggak kenal sama kamu. Lebih parah lagi adalah apabila ganteng cuma wajah tapi kelakuan naudzubillah. Idih…nggak banget!

Jadi meskipun ganteng itu penting tapi jangan sampai kamu melupakan faktor lain semisal kualitas otak dan akhlak seseorang. Menjadi ganteng tak bisa dipilih, tapi mempunyai otak dan akhlak yang berkualitas itu adalah pilihan yang harus melalui proses tertentu untuk mencapainya. Dan faktor inilah yang lebih pantas mendapat apresiasi dibandingkan wajah rupawan yang tak ada upaya apa pun dilakukan untuk meraihnya.

Ganteng bukan jaminan

Kamu tahu Irfan Bachdim dong ya. Yup, seantero rakyat Indonesia terpesona wajah gantengnya yang kebetulan dikombinasikan dengan skill pintar menggiring bola. Tapi tahukan kamu selera cewek yang menjadi pacar si Irfan ini? Jennifer Kurniawan, pacar si Irfan Bachdim ini berprofesi sebagai model semi telanjang yaitu hanya memakai pakaian dalam.

Ganteng ternyata bukan jaminan untuk melihat kualitas seseorang. Ganteng adalah tampilan fisik yang seringkali mengecoh banyak orang untuk perbuatan buruk di baliknya. Ganteng adalah sebuah anugrah fisik yang sudah ‘given’ alias takdir dari Allah. Seseorang nggak bakal bisa memilih punya wajah cakep seperti Nabi Yusuf misalnya. Apapun kondisi fisik kita, mancung tidaknya hidung kita, memble tidaknya bibir kita, lentik tidaknya bulu mata itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipinta. Lagipula tak bakal ada hisab atas diri manusia hanya karena wajahnya nggak ganteng dan hidungnya pesek. Sumpah!

Don’t judge a book by its cover, kata orang bule. Jangan menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, itu terjemahan bebasnya. Orang bertampang jauh dari ganteng, belum tentu hati dan akhlaknya tidak seganteng wajahnya. Begitu juga sebaliknya. Betapa banyak di luar sana, laki-laki yang memanfaatkan kegantengannya untuk menipu para gadis pemuja fisik semata. Si gadis dirayu dengan pesona fisik yang dimilikinya kemudian dinodai dan dicampakkan. So, berhati-hatilah kamu dengan tampilan ganteng namun kelakuan tak seganteng wajahnya itu.

Sis, yang perlu kamu ingat lagi adalah bahwa kegantengan seorang cowok ada masanya. Nggak selamanya terus ganteng dan fisiknya kuat. Ia akan tua, sama seperti manusia lainnya. Tak ada yang abadi. Itu sebabnya, jangan jadi pemuja kegantengan doang. Ok?

Takwa adalah utama

Waktu saya masih ABG dulu (cie…serasa udah uzur nih jadinya hehehe) saya sudah punya standar ganteng tersendiri. Biar kata semua teman bilang si A ganteng, saya bertahan dengan pendapat saya bahwa si B lebih ganteng daripada si A. Itu karena sedari remaja saya tumbuh menjadi sosok yang punya prinsip.

Ganteng menurut saya adalah sosok cowok yang cerdas dan luas wawasannya. Biar kata kayak Justin Bieber, Hyun Bin (di serial Secret Garden) atawa Song Seung-Heon (yang melejit lewat Endless Love), tapi kalo diajak ngomong tulalit, dia jadi nggak ganteng blas di mata saya. Begitu sebaliknya, biar kata dia punya muka second, tapi kalo tuh cowok cerdas, luas wawasan, aktif organisasi, baik, suka menolong, prilaku sopan dan terpuji, maka cowok kayak gini yang jauh lebih oke dibandingkan yang pertama tadi. Seiring pemahaman Islam yang makin bagus, saya punya syarat mutlak bagi cowok untuk dibilang ganteng. Apakah itu? Yaitu nurut sama Allah dan RasulNya alias bertakwa.

Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS al-Baqarah [2]: 221)

Udah deh, nurut sama petunjuk Allah ini dijamin bahagia dunia akhirat. Betapa banyak mereka yang mempunyai pendamping berwajah rupawan tapi keluarganya malah hancur berantakan. Inilah akibatnya apabila sebuah amal tidak dilandasi dengan ketakwaan tapi hanya berdasar hawa nafsu semata.

Nah, karena kamu-kamu sekarang masih sibuk sekolah nggak usah sok sibuk mikirin cowok ganteng. Belajar aja yang rajin karena jodoh sudah ada yang ngatur. Kalo untuk urusan ngefans, pilih sosok yang emang pantas untuk diidolakan. Di dalam Sunan Abu Dawud kitab al-Libas, diceritakan dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw. memperingatkan: “Mann tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum.” “Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti termasuk bagian mereka.”

Oya, menyerupai di sini artinya mengikuti berbagai hal dari kaum tersebut, termasuk dalam mengidolakannya. Males banget kan kalo ternyata kamu salah memilih idola terus idolamu itu masuk neraka dan kamu ikut nyebur ke dalamnya. Hiii..nggak keren jadinya!

Takwa adalah standar setiap muslim dan mukmin yang memang peduli terhadap urusan dirinya baik dunia dan akhiratnya. Nggak asal ikut-ikutan saja tanpa tahu kenapa ngefans sama si ini dan si itu. Karena sungguh, setiap amal baik itu perbuatan ataupun perkataan dan yang terbersit di dalam hati manusia, semua akan dimintai pertanggungjawaban nanti di hadapan Allah Ta’ala.

Energi masa mudamu lebih baik disalurkan untuk hal-hal yang jauh lebih berguna daripada ngefans sama sosok-sosok ganteng tapi nggak jelas kualitas otak, akhlak, apalagi imannya. Misalnya saja, kalo pun mau cari idola, cobalah ngefans sama pejuang di Palestina sana yang berusaha mengusir Israel penjajah. Ngefans dengan mereka yang getol beramar makruf nahi mungkar demi tegaknya Islam di muka bumi. Dan tentunya ngefans di atas semua itu ditujukan pada Rasulullah Muhammad saw. dan seluruh keluarga dan para sahabatnya. Dijamin surga semua tuh. Insya Allah. Nggak rugi pokoknya kalo kamu ngefans sama sosok yang tepat seperti itu. Itu sebabnya, ati-ati pilih idola dan orang yang dijadikan fans kita ya.

Jadi, mulai sekarang jatuhkan pilihanmu pada pilihan yang tepat bin benar ya. Lebih baik memilih ganteng tapi bertakwa daripada sudahlah tak ganteng tak bertakwa pula. Aduh…rugi kuadrat tuh. Intinya, faktor takwa harus menjadi prioritas dibandingkan kegantengan ketika kamu ngefans pada seseorang atau memilih pendamping hidup kelak. Muslimah smart, so pasti tak akan salah pilih. Pasti itu! [dimuat di Buletin Remaja gaulislam, edisi 178/tahun ke-4, 21 Maret 2011]