Bismillah….
“Ketika kau berharap ceritamu tertuang dalam sejarah… Maka tulislah cerita yang menyejarah..
Apa rahasianya ?
Syaratnya sederhana.. Engkau bekerja dengan CINTA”
Dalam kisah kehidupan, ada kalanya kita sulit mendefenisikan apa
cita-cita kita. Menemukan titik balik hidup untuk memantapkan pilihan di
ranah mana kita akan melangkah bukanlah perkara gampang. Ada mungkin
yang dengan mudah mampu melewatinya. Bisa saja mereka memang telah
merancang sebelumnya, atau memang keputusan-keputusan Allah justru hadir
secara tak terduga untuk merubahnya.
Seperti perahu yang berlayar, kemungkinan ia akan kemana hanya
ditentukan oleh dua hal, sang kapten dan alam yang membawa mereka. Hanya
saja, kekuatan alam jauh lebih besar menentukan kemana perahu itu akan
berlayar. Kekuatan alam ini-lah yang dikendalikan oleh Allah, Sang
Penguasa setiap manusia, yang menentukan arah mana engkau akan berjalan.
Tapi, jika kita berpikir kembali, rasa-rasanya hidup kita lebih
banyak menuliskan kelalaian dibanding kesyukuran. Silahkan saksikan
betapa Allah tidak pernah memberikan teriknya matahari melebihi dari
yang bisa kita tahan. Bayangkan saja jika Allah menurunkan hujannya
hingga membanjiri seluruh bumi, betapa tersiksanya manusia. Namun segala
makhluk Allah, Matahari, hewan, bulan, awan dan semua yang bertasbih
untuk-Nya tak pernah sekalipun lali untuk mentaatinya. Kalau sudah
begini, bukankah kita lebih hina dari mereka yang menyembah Allah tanpa
pernah lalai ?
Yang akan menentukan dari setiap jalan yang kita tempuh ada pada
kemantapan hati untuk memilih mana yang baik untuk akhiratmu.
Keberhasilanmu mendapatkan potensi terbaiknya ditentukan dengan seberapa
jauh engkau mengenal Tuhamu.
Sebaik-baiknya engkau mengenal Allah, maka sebaikpula engkau mengenal
potensimu. Ia tidak akan pernah hadir sebelum kita menemukan siapa diri
kita, siapa kita sesungguhnya, dan dari mana kita berasal. Kesadaran
siapa kita dan dari mana kita, harus kita bersamai dengan perasaan cinta
kepada Allah.
Cinta inilah yang menjadi kunci.
Jika engkau CINTA, maka pengorbanan bukanlah menjadi kendala..
Jika engkau CINTA, maka kelelahan bukanlah menjadi hambatan..
Sebab cinta dan energi yang lahir karena-Nya adalah sebuah catatan keabadiaan.
Berat memang, tidak ada yang mudah menjaga kenikmatan jiwa karena
kerinduan yang meletup-letup kepada-Nya. Tidak ada yang begitu mudah
mendapatkan energi cinta itu kemudian dengan gampangnya akan terpelihara
sepanjang masa.
Kulitas CINTA-mu akan selaras dengan kualitas KERJA-mu..
Kualitas CINTA-mu akan berjalan beriringan dengan kualitas PENGORBANAN-mu..
Kulitas CINTA-mu akan tetap terjaga seiring dengan jatuhnya KERINGAT-mu…
Tidak mudah kawan.. Tidak ada yang mudah menjaga kekuatan CINTA-mu..
Itulah yang membedakan CINTA kepada ALlah dan CINTA kepada
makhluknya.. Kecintaanmu kepada Makhluk Allah pengorbanannya tidak akan
sebesar mempertahankan CINTA-mu pada Allah.. Karena Apa ?
Karena kecintaan yang suci kepada-Nya jauuuh lebih menumbuhkan dan membahagiakan dibanding kecintaanmu pada makhluk-Nya…
Waktu..
Waktu yang akan menentukan, siapa yang akan bertahan dengan kemurnian
cinta untuk-Nya.. dan siapa yang akan jatuh karena kelelahan
mempertahankan cinta-Nya..
Allah selalu ada bagi kita.. selagi kita merasa bahwa harap untuk selalu bersama-Nya takkan pernah berakhir..
“Maka rangkailah jalanan yang panjang itu menjadi cerita baru yang
menyejarah.. jangan lupa.. Eratkan peganganmu dengan kekuatan CINTA yang
murni..
Sehangat mentari.. ia akan selalu menyinari.. Secerah pagi.. ia akan selalu memberi Inspirasi..”
“untuk siapapun yang berjuang demi cintanya pada-Nya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar