KEAJAIBAN SUTERA
![]() “Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.” (QS. Thaahaa, 20: 98) ! |
Setiap orang mengetahui
bahwa untuk membuat jaring, laba-laba menggunakan benang sutera yang dihasilkan
tubuhnya sendiri. Namun tahap-tahap pembuatan benang dan keistimewaan-keistimewaannya
tidak begitu dikenal. Benang yang diproduksi laba-laba, dengan diameter
kurang dari satu perseribu milimeter, lima kali lebih kuat dibanding tali
baja yang berdimensi sama. Lebih dari itu, benang ini dapat molor hingga
empat kali panjang normalnya. Yang menakjubkan lagi, sutera ini sangat
ringan. Sebagai gambaran, benang sutera yang direntangkan mengelilingi
bumi hanya memiliki berat 320 gram saja.20
Akan bermanfaat jika kita melihat lebih jauh
pada detil teknis di atas. Fakta bahwa sutera lima kali lebih kuat dibanding
baja, tidak dapat kita terangkan begitu saja. Karena baja, yang dikenal
sebagai salah satu material terkuat di dunia, merupakan logam campuran
yang diproduksi di pabrik besar dengan serangkaian proses-proses. Meskipun
lima kali lebih kuat dibanding baja, sutera laba-laba tidak dibuat dalam
pabrik-pabrik besar, melainkan dibuat oleh seekor arachnida. Dapat kita
lihat bahwa semua laba-laba dapat membuatnya. Baja merupakan material
berat, dan karenanya sulit digunakan. Baja dibuat dalam tungku besar pada
temperatur tinggi, dan dipakai setelah melalui proses pendinginan dalam
cetakan-cetakan. Berbeda dengan itu, benang laba-laba sangat ringan,dan
dibuat dalam tubuh tubuh laba-laba yang kecil, bukannya dalam tungku-tungku
dan cetakan-cetakan raksasa.
![]() “Laba-laba serigala” mempersiapkan kepompong yang tanpa tara untuk telurnya. Bagian luar kepompong yang keras melidungi telur dari bahaya luar. Bagian dalam yang dibantali oleh sutera, memberikan kenyamanan maksimal. Laba-laba ini memasukkan telur melalui sebuah lubang di atas kantung. (atas) Kemudian ia menutup lubang dan telur mendapatkan perlidungan perisai yang sempurna. Satu spesies di Oklahoma membuat sebuah sarang yang berbantalan untuk dirinya sendiri. Ia mencari selembar daun dan membawanya dengan mulutnya. Ia melipat daun ke atas dan mengaitkan ujung-ujungnya dengan sutera khusus. (Samping) Untuk menjamin kenyaman sarang, ia melapisi diding dalam dengan sutera. |
Aspek ajaib lainnya adalah elastisitasnya yang
sangat tinggi. Sulit sekali bisa menemukan material yang kuat sekaligus
elastis. Sebagai contoh, kabel baja merupakan salah satu bahan terkuat
di dunia. Namun karena tidak elastik seperti karet, baja kehilangan bentuknya
secara perlahan. Dan meskipun kabel-kabel karet tidak mengalami kehilangan
bentuk, bahan ini tidak cukup kuat untuk mengangkat beban-beban berat.
Sebaliknya, sutera laba-laba lima kali lebih kuat dibanding kawat baja
dengan ketebalan yang sama, dan 30 persen lebih elastik dibanding karet
yang tebalnya sama.21 Dalam istilah teknis, dari segi
kekuatan tarik dan elastisitasnya, tidak ada material lain yang menyerupai
benang laba-laba.
Hasil riset terhadap laba-laba beberapa dekade
yang lalu telah menimbulkan beberapa pertanyaan. Sebagai contoh, sementara
manusia membuat kabel-kabel baja dan karet berdasarkan pengetahuan yang
dikumpulkannya beratus-ratus tahun yang lalu, pengetahuan apa yang digunakan
laba-laba untuk membuat benang yang demikian unggul? Mengapa manusia tidak
dapat memahami formulanya dan menggunakannya dalam praktek? Apa yang membuat
sutera laba-laba demikian unggul? Jawabannya tersembunyi dalam kunstruksi
sutera. Riset yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pengolah bahan
kimia internasional baru bisa menentukan sebagian bahan dari benang laba-laba
ini.
Pembuatan Sutera
Sutera yang dibuat laba-laba jauh lebih kuat
dibanding serat alami atau serat sintetik manapun yang kita kenal. Menyadari
hal ini, para ilmuwan mulai bereksperimen untuk memahami bagaimana laba-laba
membuatnya. Mereka yang pertama kali melakukannya berpikir bahwa hal tersebut
semudah mengambil sutera dari ulat sutera. Namun ternyata pikiran mereka
keliru.
Setelah melakukan
riset, ahli zoologi evolusioner dari Aarhus University Denmark, Fritz
Vollrath menyatakan bahwa tidak mungkin untuk memperolehnya secara langsung
dari laba-laba. Menghadapi kenyataan ini, para ilmuwan mendapat gagasan
alternatif berupa "produksi sutera laba-laba buatan". Namun sebelum itu,
para peneliti harus mengetahui cara laba-laba membuat suteranya. Dan ini
membutuhkan waktu beberapa tahun. Dalam karyanya beberapa waktu kemudian,
Vollrath menemukan beberapa bagian dari cara pembuatan tersebut. Cara
yang digunakan laba-laba sungguh serupa dengan proses yang digunakan untuk
membuat serat-serat industri seperti nilon: laba-laba mengeraskan suteranya
dengan mengasamkannya. Vollrath memusatkan penelitiannya pada laba-laba
taman yang dikenal sebagai Araneus diadematus, dan memeriksa saluran yang
dilalui sutera sebelum keluar dari tubuhnya. Sebelum memasuki saluran
ini, sutera terdiri dari protein-protein sutera. Di dalam saluran ini,
sel-sel khusus mengeluarkan air dari protein-protein sutera tersebut.
Atom-atom hidrogen yang diambil dari air tersebut dipompakan ke bagian
lain dari saluran dan menghasilkan bak asam. Ketika protein-protein sutera
bersentuhan dengan asam tersebut, protein-protein ini melipat dan saling
membentuk jembatan-jembatan yang mengeraskan suteranya.22
Tentu saja pembentukan sutera ini tidak sesederhana itu. Agar sutera terbentuk,
diperlukan bahan-bahan lain dengan segudang sifat yang beragam.
![]() |
Bahan mentah sutera laba-laba adalah "keratin",
suatu protein yang tampil sebagai untaian helikal terjalin dari rantai-rantai
asam amino. Bahan ini juga ditemukan pada rambut, tanduk dan bulu binatang.
Laba-laba memperoleh semua bahan mentah suteranya dari sintesis asam-asam
amino dari hasil pencernaan mangsanya. Laba-laba juga makan dan mencerna
jaringnya sendiri sebagai bahan untuk membuat jaring berikutnya.
Benang di Bawah Mikroskop
|
Letak kelenjar sutera laba-laba ditemukan di
daerah sekitar dasar perut laba-laba. Masing-masing kelenjar menghasilkan
elemen yang berbeda. Beragam jenis benang sutera dihasilkan dari beragam
kombinasi elemen-elemen dari kelenjar-kelenjar ini. Ada keserasian yang
sangat tinggi di antara kelenjar-kelenjar tersebut. Selama proses produksi
sutera, digunakan pompa-pompa dan sistem tekanan khusus yang canggih di
dalam tubuh laba-laba. Sutera mentah yang diproduksi dikeluarkan dalam
bentuk serat-serat melalui cerat-cerat pemintal (nosel) yang berfungsi
seperti keran. Laba-laba dapat mengatur tekanan semprotan dari cerat-cerat
ini sesuai dengan keinginannya. Ini merupakan ciri yang sangat penting
karena dengan cara inilah pembentukan molekul-molekul yang membentuk keratin
mentah diubah. Dengan mekanisme kendali pada katup-katup tersebut; diameter,
daya tahan, dan elastisitas benang dapat diubah saat pembuatan. Maka benang
dapat dibentuk dengan karakteristik yang dikehendaki tanpa harus mengubah
komposisi kimianya. Jika dikehendaki perubahan yang lebih besar pada benang,
kelenjar lain harus bekerja. Benang-benang sutera halus yang dihasilkan,
dengan berbagai keistimewaannya, dibentuk sesuai keinginan dengan menggunakan
kaki-kaki belakang secara piawai.
![]() ![]() Setiap laba-laba menghasil-kan sutera dengan berma-cam-macam sifat untuk fung-si-fungsi yang sesuai. Laba-laba yang dikenal sebagai A. diadematus dapat membuat sutera dengan beragam kom-posisi asam amino. Laba-laba menggunakan kelenjar perut dan katup untuk menghasil-kan tujuh macam sutera. Be-nang-benang ini, yang lebih kuat dari baja dan lebih lentur dari karet dan merupakan salah satu material paling sempurna di muka bumi, dihasilkan di dalam tubuh laba-laba. Inilah seni cipta Allah, Dia yang menciptakan segala sesuatu dan Maha Mengawasi semua makhluk. |
Perbandingan campuran antara elemen-elemen yang
dihasilkan keenam kelenjar sangat penting. Sebagai contoh, jika benang
lengket yang dibuat, dan jumlah bahan perekatnya tidak memadai, maka kemampuan
untuk menangkap mangsa akan hilang. Jika bahan perekatnya terlalu banyak,
daya-guna jaring akan berkurang. Untuk mencapai tujuan yang dikendaki,
produk-produk kelenjar lain harus digunakan dengan kadar yang benar.
![]() Penduduk setempat memanfaatkan benang dari laba-laba jaring bola emas untuk memancing, karena jaringnya sangat kuat. Warna keemasan jaring memperdayai lebah dan serangga dan menarik mereka ke dalamnya. |
Hasil dari proses-proses ini
adalah sutera laba-laba dengan beragam sifat, yang semuanya berbeda satu
sama lain, dan mampu melayani berbagai fungsi. Sutera laba-laba begitu
kuat sehingga ahli zoologi, Vollrath, mengungkapkannya dengan kata-kata
berikut: "Sutera laba-laba lebih kuat dan lebih elastis dibanding Kevlar,
sementara Kevlar adalah serat terkuat buatan manusia."23
Ini hanya sebagian dari sifat khas sutera laba-laba.
Tidak seperti Kevlar, bahan plastik kuat untuk pembuatan jaket anti peluru,
sutera laba-laba dapat didaur ulang dan digunakan berkali-kali.
Hal yang paling penting di sini adalah bahwa
produk yang paling sempurna di dunia ini, yang lebih kuat dari baja dan
lebih elastik dibanding karet, di buat di dalam tubuh laba-laba. Pabrik
tekstil terbesar dengan teknologi termaju, juga laboratorium kimia terlengkap
dan termoderen sekalipun belum sanggup membuat bahan yang menyerupai sutera
laba-laba. Lalu bagaimana seekor laba-laba mampu merencanakan bahan kimia
yang begitu unggul? Setelah merencanakannya, bagaimana ia mengetahui sumber
bahan mentah yang diperlukan untuk membuatnya? Bagaimana pula ia menentukan
kadar keenam bahan dasarnya? Peralatan apa yang dipakainya untuk menentukan
perbandingan bahan dasar tersebut?
![]() Tetesan-tetesan halus pada permukaan benang terlihat di sini. |
Tidak diragukan bahwa semua itu mustahil terjadi
secara kebetulan, sebagaimana dinyatakan kaum evolusionis. Laba-laba tak
akan mampu menciptakan sistem baru dalam tubuhnya sendiri. Mustahil ia
dapat mengetahui sekonyong-konyong apa saja yang diperlukan lalu kemudian
menempatkannya di dalam tubuhnya. Gagasan seperti itu jauh dari kenyataan
ilmiah dan logika.
Jelas sistem yang mampu menghasilkan sutera
dengan beragam keistimewaan itu tidak mungkin terjadi dengan sendirinya.
Pernyataan seperti itu hanyalah omong-kosong belaka.
Tuhan, Pencipta langit dan bumi, lah yang menciptakan
laba-laba dengan semua sistemnya yang halus dan rumit ini, Dia lah yang
menciptakan segalanya tanpa cacat sedikit pun, dan Dia Maha Mengetahui
atas segala mahlukNya.
…Tiada sekutu bagiNya di Kerajaan ini. Dia lah
yang menciptakan segala sesuatu dan menentukannya dengan ukuran yang tepat.
(Surat Al-Furqan:2)
Benang Yang Paling Cocok Bagi Peruntukannya

Mari kita lihat sebuah contoh.
Semua laba-laba membuat dan menggunakan beragam sutera. Namun nampaknya,
laba-laba Araneid merupakan pembuat jaring bola paling banyak ragam suteranya.
Sedikitnya, laba-laba ini membuat tujuh macam sutera. Yang pertama adalah
sutera yang membentuk kerangka dan jari-jari bola serta tali-gantung (dragline)
untuk dia turun ke bagian bawah; yang kedua adalah sutera lengket yang
digunakan untuk membentuk spiral penangkap. Sebagai tambahan, laba-laba
ini membuat perekat untuk melapisi sutera spiral tersebut; serat-serat
tambahan yang memperkuat kerangka dan tali-gantung; sutera kokon; sutera
untuk membungkus mangsa; dan sutera untuk melekatkan kerangka dan tali-gantung
ke struktur pondasi.24
Semua sutera ini, dengan beragam kekuatan dan
elastisitas, juga memiliki ketebalan dan daya lengket yang berbeda-beda.
Tali-gantung yang menjadi bagian terpenting dari kehidupan laba-laba,
misalnya, tidak memiliki daya-rekat meskipun kuat dan elastik. Tali ini
dapat menahan beban hingga dua atau tiga kali berat tubuh laba-labanya.
Berkat tali sutera inilah laba-laba yang sedang membawa mangsa dapat bergerak
aman ke atas dan ke bawah.
Sebagaimana telah kita lihat, agar dapat bertahan
hidup, laba-laba harus mampu membuat beragam jenis sutera dan tahu di
mana harus menggunakan masing-masing jenis sutera tersebut. Hilang satu
jenis saja berarti kematian baginya.
Mustahil seekor laba-laba dapat bertahan hidup
tanpa memiliki semuanya itu secara bersamaan. Bayangkanlah seekor laba-laba
yang mampu membuat jaring yang sempurna namun tak memiliki daya-rekat.
Jaringnya tidak akan berguna sama sekali. Menunggu beribu-ribu tahun untuk
terjadinya proses evolusi juga bukan suatu pilihan baginya, karena tanpa
pengetahuan ini laba-laba akan mati dalam beberapa hari saja. Atau bayangkan
lagi seekor laba-laba yang mampu membuat beragam sutera tetapi tak mampu
membuat jaring dari sutera tersebut. Tentu saja sutera buatannya tak berguna
sama sekali, dan lagi-lagi ia akan mati. Bahkan jika ia mampu membuat
semua jenis sutera kecuali sutera kokon untuk melindungi telur-telurnya,
maka laba-laba tersebut akan punah. Maka, laba-laba tak pernah memiliki
waktu untuk mendapatkan semua karakteristik yang kini dimilikinya satu
demi satu secara bertahap sebagaimana pernyataan kaum evolusionis.
Tidak satu keistimewaan pun dapat terjadi secara
bertahap seperti dinyatakan kaum evolusionis. Sejak laba-laba pertama
yang lahir ke bumi, semua laba-laba harus berwujud lengkap. Semua fakta
ini merupakan bukti bahwa laba-laba muncul ke dunia langsung dalam bentuknya
yang sempurna. Dengan kata lain, laba-laba diciptakan oleh Tuhan. Dengan
keajaiban penciptaan laba-laba ini, Tuhan hendak menunjukkan kepada kita
kekuasaan dan ilmuNya yang tiada batas.
Elastisitas Benang Sutera
Bergantung pada tujuan pemakaiannya, benang
laba-laba memiliki sifat-sifat yang berbeda. Sebagai contoh, benang-benang
lengket berbeda dari benang untuk tali-gantung yang dibuat dalam kelenjar
yang berbeda pula. Benangnya lebih tipis dan lebih elastik. Dalam kondisi
tertentu, benang jenis ini dapat molor hingga 500-600 persen.
Laba-laba memiliki sistem pompa-dan-katup yang
memungkinkannya mampu membuat benang sutera. Saluran-saluran kelenjar
mengentalkan zat yang dipancarkannya menjadi bentuk yang sangat pekat
- suatu kristal cair yang molekul-molekulnya tersusun dalam garis-garis
sejajar. Gaya-gaya geser kuat yang ditimbulkan cerat ekstrusi pada benang
yang keluar, menyebabkan rantai-rantai membentuk struktur tersier stabil
yang disebut sebagai lapisan/lembaran berlipit-beta (beta-pleated sheet).
Kristal-kristal protein ini
selanjutnya dimasukkan kedalam matriks semacam karet, yang tersusun dari
rantai-rantai asam amino, yang tidak terhubung ke lapisan-lapisan berlipit-beta.
Namun, tali-tali helikal ini terikat dalam keadaan yang berentropi tinggi.
Kondisi acak inilah tepatnya yang menyebabkan elastisitas luar biasa,
seperti karet, pada sutera. Meregangkan benang sutera menyebabkan lepasnya
tali-tali protein dari keadaan tidak-teraturnya, sedangkan mengulurnya
memungkinkan tali-tali ini berhubungan kembali membentuk ketidakteraturan.25
Elastisitas benang-benang lengket memungkinkan
terhentinya gerakan serangga yang menubruknya secara perlahan-lahan. Dengan
demikian, bahaya putusnya jaring berkurang. Zat perekat yang digunakan
diproduksi dalam grup kelenjar-kelenjar lain yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda. Bahan ini sedemikian rekatnya sehingga serangga yang
terjerat jaring mustahil dapat lolos.
Benang Laba-laba Lebih Kuat Daripada Baja
Sutera laba-laba merupakan
skleroprotein yang dipancarkan dari cerat pemintal dalam bentuk cairan.
Skleroprotein adalah sejenis protein yang mengeras dan membentuk struktur
elastik yang kokoh jika berhubungan dengan udara. Berkat protein inilah
sutera laba-laba sangat kuat. Sutera ini demikian kuat dan alotnya sehingga
jaringnya dalam skala besar dapat menangkap pesawat udara.26
Elastisitas sutera diimbangi
oleh kekuatannya. Karena merupakan bahan komposit, seperti serat-serat
gelas dalam resin, sutera memiliki kekuatan tinggi. Kristal dan matriksnya
tidak mudah hancur. Benang yang teregang biasanya melesak karena retakan
pada permukaannya membelahnya secara memasung. Gaya-gaya yang bekerja
di sepanjang serat terpusat pada retakan dan mengakibatkan sobekan kedalam
yang semakin cepat. Namun, retakan semacam ini hanya dapat terus bergerak
jika tidak menemui rintangan. Kristal-kristal dalam matriks karet dari
sutera laba-laba merupakan rintangan-rintangan yang membelokkan dan melemahkan
gaya sobekan ini.27
Pada benda yang tegang, kerusakan sedikit pun
pada permukaannya bisa membahayakan. Namun pada benang laba-laba, risiko
ini terhindari dengan adanya tindakan pencegahan. Ketika laba-laba taman
membuat suteranya, pada saat yang sama ia melapisinya dengan bahan cair
sedemikian rupa sehingga setiap kemungkinan retakan pada permukaan sutera
bisa dihindari. Cara yang dilakukan laba-laba berjuta-juta tahun lamanya
ini, kini digunakan pada kabel-kabel industri kekuatan tinggi untuk beban
berat.
Sejauh ini, uraian di atas merupakan uraian
teknis dari keajaiban konstruksi sutera laba-laba. Kini kita harus berhenti
dan berpikir. Kebenaran apa yang mendasari penjelasan teknis ini? Jelas
sekali bahwa laba-laba tidak mengetahui tentang protein-protein dan keadaan
kristal dari atom. Ia juga tidak mengetahui ilmu kimia, fisika, ataupun
ilmu rekayasa. Ia adalah mahluk tanpa kemampuan berpikir. Karena keistimewaan-keistimewaan
yang dimilikinya, mustahil semua ini sebagai akibat kejadian kebetulan.
Namun jika demikian, lalu siapa yang membuat rencana-rencana dan perhitungan-perhitungan
di atas? Karena setelah kita pelajari dari jaring dan suteranya, dan dari
cara berburu serta cara hidupnya, jelas sekali bahwa operasi teknis tanpa
cacat ini tidak mungkin terjadi dengan sendirinya.
Setiap laba-laba yang kita lihat di sudut-sudut
taman atau di sela-sela tanaman di taman, dengan kemampuan kimia, fisika
dan arsitekturalnya, lagi-lagi merupakan bukti yang jelas dari karya-cipta
Tuhan. Pada mahluk hidup ini, Tuhan hendak menunjukkan kepada kita kebijakanNya
yang tak berbatas, Kekuasaan ciptaanNya yang tiada tanding. Tuhan menyatakan
kebenaran ini di dalam Al-Qur'an:
Semua yang di langit dan di bumi bertasbih kepada
Allah. Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. KepunyaanNya lah
kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (Surat Al-Hadid:1-2)
Teknik Pembuatan Jaring Yang Mengagumkan Dari
Laba-laba Taman
Laba-laba taman menggunakan
tiang penopang untuk memperkokoh sarang mereka. Pada jaringnya, laba-laba
menstabilkan spiral terluarnya dengan 4 hingga 6 titik pegangan dan menggantungnya
secara vertikal untuk menangkap serangga yang sedang terbang. Selain itu,
laba-laba ini melekatkan pemberat pada bagian bawah benang spiral terluar,
dari benang pendek lainnya sedemikian rupa sehingga membuatnya tegang.
Pemberat ini, yang membuat jaring menjadi kuat dan berayun di udara, bisa
berupa batu kecil, sepotong kayu, atau cangkang siput. Para ilmuwan telah
mengamati bahwa jika mereka mengangkat dengan hati-hati pemberat yang
tergantung pada jaring tanpa melepaskannya dan tanpa menghentikan ayunannya,
laba-laba yang sedang menunggu di sarangnya segera muncul dan memeriksanya.
Kemudian laba-laba tersebut memperpendek benangnya agar pemberat tersebut
berayun bebas kembali. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa semua itu
dilakukan laba-laba untuk memperkokoh jaringnya.28
Perangkap Paling Kejam Di Dunia
Mangsa yang tertangkap dalam sebuah jaring laba-laba
tidak bisa berkutik sama sekali. Perangkap ini dipersiapkan sedemikian
piawainya sehingga setiap gerakan korban untuk lolos mengakibatkan hilangnya
elastisitas benang dan semakin mempererat jeratan pada mangsa. Sejalan
dengan waktu, dan setelah korban kehabisan tenaganya, jaring menjadi semakin
kuat dan semakin tegang dari sebelumnya. Laba-laba yang mengawasi perjuangan
sia-sia ini, dari salah satu sudut jaring, dengan mudah dapat membunuh
mangsanya yang telah lunglai.
Ketika serangga yang terperangkap berusaha lolos,
seseorang bisa saja menduga bahwa jaringnya akan rusak dan korban akan
lolos dari perangkap. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Jaring tersebut
menjadi semakin kuat dan sama sekali membuat serangga mati kutu. Bagaimana
jaring laba-laba bisa menjadi lebih kuat ketika korban berusaha untuk
lolos?
Jawabannya muncul saat kita
memeriksa struktur jaringannya. Benang-benang penangkap berubah bentuk
karena kelembaban udara. Perubahan ini terjadi sebagai berikut. Benang
spiral laba-laba taman terbentuk dari menyatunya dua serat berlapis-cairan.
Cairan lengket ini dibuat dalam kelenjar yang berbeda dari kelenjar penghasil
serat. Benang sutera yang keluar dari kelenjar serat secara sinambung
dilapisi bahan lengket ini. Sumber bahan perekat ini adalah glikoprotein
yang dikandungnya. Lebih jauh lagi, 80 persen bahan ini adalah bahan ekonomis,
yakni air.29
Ketika bertemu dengan air di udara, cairan lengket
ini terurai menjadi butiran-butiran kecil yang melekat ke benang. Pengerutan
dan peregangan benang lengket secara cepat dan berulang akan membengkokkan
dan meluruskan serat-serat inti dalam butiran-butiran ini. Karenanya,
keseluruhan sistem serat-inti dan pelapis selalu dalam keadaan tertarik,
dan membuat benang lengket ini tetap tegang. Energi dari hentakan angin
atau dari gerakan serangga tidak hanya diserap sutera saja, melainkan
oleh keseluruhan sistem tersebut.
Serat-serat inti memberikan
andil juga dalam keseluruhan proses di atas. Seperti halnya karet yang
diperkuat, serat-serat ini terplastisasi dan mendapat manfaat langsung
dari elastisitas entropik yang bergantung pada temperatur. Karena energi
kinetik dari mangsa sebagian besar berubah menjadi panas, benang-benang
menjadi hangat. Pemanasan ini meningkatkan entropi, dan karenanya serat-serat
inti menjadi semakin kuat. Energi yang diserap dari mangsa benar-benar
memperkuat benang penangkap, dan hal ini terjadi karena kepandaian laba-laba
dalam menggunakan pelapisan encer.30 Dari segi ini,
jaring laba-laba merupakan perangkap paling kejam yang ada di alam.
Anda mungkin bertanya, apakah keistimewaan-keistimewaan
ini terdapat pula pada benang-benang sutera lain. Apa yang terjadi jika
memang demikian halnya? Misalnya, apa yang terjadi jika benang penahan-beban
memiliki kapasitas regang yang sama? Tentunya akan sangat sukar bagi laba-laba
untuk membawa dirinya dan mangsanya. Berbeda dari benang-benang penangkap,
sutera penahan-beban yang membentuk kerangka jaring laba-laba dilapisi
zat kimia lain yang melindunginya dari air, karena benang ini tidak harus
seelastis benang lengket.
Seperti telah kita lihat, laba-laba membuat
zat pelapis yang berbeda untuk fungsi dan konstruksi sutera yang berbeda.
Lalu, bagaimana laba-laba dapat mengetahui ragam efek fisika dan efek
kimia dari zat pelapis ini? Berpegang teguh dengan pendapat bahwa laba-laba
telah terlatih, atau belajar dari pengalaman, atau terjadi karena kebetulan
sungguh jauh dari akal sehat.
Sedikit pemikiran saja sudah cukup untuk mendapatkan
jawaban yang benar. Agar laba-laba bisa merencanakan semua ini, maka ia
harus mempelajari semua struktur-struktur molekul, serta mekanisme kimia
yang menyebabkan pemadatan benda cair seperti yang telah kami uraikan
di atas. Setelah mempelajari semua itu, ia harus mengambil keputusan untuk
memproduksinya. Setelah keputusan itu diambil, ia harus melakukan perubahan
pada tubuhnya dan menyusun sistem-sistem untuk membuat semua produk tersebut.
Tentu saja yang demikian itu hanya skenario
khayal belaka. Seperti telah kita lihat, perencanaan tubuh laba-laba yang
demikian sempurna dan perilakunya yang memiliki tujuan, tidak dapat dijelaskan
dengan peristiwa apapun di alam, atau dengan kekuatan apapun. Dan semua
orang yang berakal sehat dapat melihat bahwa laba-laba tak akan mampu
melakukan sendiri semua itu bagi dirinya. Karenanya, mustahil menjelaskan
perilaku laba-laba dan struktur fisiknya, dengan istilah perubahan-perubahan
yang bertahap sejalan dengan waktu, atau dengan proses evolusioner lainnya.
Semua mahluk hidup di alam memiliki karakteristik
yang serupa, atau bahkan lebih rumit, dibanding laba-laba. Mempelajari
salah satunya saja akan cukup untuk meyakinkan adanya rencana nyata dalam
mahluk-mahluk ini. Sangat jelas ada suatu kekuatan yang menguasai mereka.
Rencana fisiknya, juga perilakunya membuktikan bahwa mahluk-mahluk hidup
ini dibuat oleh Sang Pencipta, yakni Tuhan. Kecerdasan saja tidak akan
memadai untuk bisa melihat hal ini. Tuhan, Penguasa seluruh dunia telah
menyatakan fakta ini kepada manusia dalam ayatNya, '(Dia lah) Penguasa
Timur dan Barat dan segala yang ada di antaranya. Jika saja kamu menggunakan
akalmu.' (Surat Asy-Syuara:28)
Sutera Laba-laba Dan Industri Pertahanan/Senjata
Kekuatan dan elastisitas bahan merupakan hal
yang sangat penting dalam sektor industri. Kekuatan memperluas bidang
penerapan, sedangkan elastisitas meningkatkan kemudahan penerapannya.
Dari segi kekuatan dan elastisitasnya, benang laba-laba merupakan bahan
paling sempurna di dunia. Karena alasan inilah para peneliti sangat menggiatkan
kajian mereka terhadap sutera laba-laba pada kuartal terakhir abad 20.
Sebagai hasilnya, mereka telah mampu membuat bahan kimia yang serupa dengan
sutera namun dengan mutu yang jauh lebih rendah. Pendek kata, meskipun
menggunakan seluruh sumberdaya dan penelitian mendalam, serta teknologi
moderen belum mampu menghasilkan suatu benang yang setara dengan benang
yang dibuat laba-laba.
Benang laba-laba merupakan suatu protein yang
terdiri dari asam-asam amino: glisin, alanin, serin, dan tirosin. Perusahaan
Du Pont telah memproduksi beragam serat sintetik dengan menggali formula
kimia sutera, dan dengan menentukan tata-letak molekul-molekul penyusunnya.
Setiap molekul raksasa dalam polimer sintetik ini terbuat dari ribuan
rantai molekular atom-atom karbon, oksigen, nitrogen, dan hidrogen. Produk
buatan yang dikenal dengan nama Kevlar ini merupakan serat organik yang
terbaik. Dengan kekuatan dan elastisitasnya, serat-serat sintetik Kevlar
memiliki karakteristik fisik yang mendekati sutera laba-laba.
Kevlar digunakan pada sabuk pengaman mobil dan
dalam berbagai bagian dari pakaian pelindung. Bahan penting ini juga banyak
digunakan dalam industri pesawat terbang dan kapal laut sebagai bahan
luar, dalam produksi serat-optik dan kabel-kabel elektro-mekanik, dalam
industri tali dan kabel, dan dalam berbagai peralatan olah-raga.
Serat Kevlar terbuat dari "poli-parafenilena
tereftalamida". Serat yang terdiri dari rantai-rantai molekular panjang
ini tahan tekuk dan cocok untuk benang berkat konstruksinya. Karena ringan
dan tahan lama, bahan ini kini banyak digunakan di berbagai bidang industri.
Salah satu bidang yang terpenting yang memanfaatkan
Kevlar di abad ini adalah industri pertahanan/senjata. Rompi anti peluru
yang biasanya terbuat dari baja, kini dibuat dari kain tenun serat Kevlar,
yang penampilannya tidak berbeda dari kain biasa. Berkat sifat redam-kejutnyanya,
Kevlar mengurangi gaya tumbukan peluru. Ini merupakan temuan teknologi
paling penting dan paling berguna. Meskipun demikian, kekuatan redam-kejut
serat Kevlar hanya lah sepertiga dari kekuatan redam-kejut sutera laba-laba.
Jadi, fakta ini menyimpulkan bahwa pusat-pusat
riset ilmiah dengan teknologi terbarunya hanya mampu menghasilkan tiruan
yang mutunya lebih rendah dibanding sutera buatan laba-laba. Perbedaan
ini merupakan bukti bahwa Tuhan lah yang menciptakan mahluk-mahluk hidup
dengan kekuasaanNya yang tiada tanding.
Pemanfaatan Sutera Laba-laba Dalam Kehidupan
Manusia
Selama riset kimiawi terhadap sutera laba-laba,
benang-benang sutera diambil dari laba-laba dengan mesin-mesin khusus.
Dengan cara ini bisa diperoleh 320 meter sutera per hari dari satu ekor
laba-laba (sekitar 3 miligram) tanpa melukainya.
Ilmu kedokteran merupakan bidang lain yang menggunakan
benang laba-laba melalui cara di atas. Dengan kata lain, laba-laba telah
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Para ahli Farmakologi di Wyoming
University, Amerika Serikat, menggunakan benang laba-laba Nephila sebagai
benang jahit untuk operasi yang sangat sensitif, seperti operasi-operasi
pada tendo
20- Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Science and Technology
Gorsel Science and Technology Encyclopedia), p. 1087 
21- Technology Review, Synthetic Spider Silk, October 1994, p. 16
22- Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34
23- Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34
24- Endeavour, The Structure and Properties of Spider Silk, January1986, no 10, p. 37
25- Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70
26- Science News, Computer Reveals Clues to Spiderwebs, 21 January 1995
27- Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70
28- Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technology), No 342, May 1996, p.100
29- Science et Vie, L'économie de la toile d'araignée, January 1999, No.976, p.30
30- Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 74

21- Technology Review, Synthetic Spider Silk, October 1994, p. 16

22- Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34

23- Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34

24- Endeavour, The Structure and Properties of Spider Silk, January1986, no 10, p. 37

25- Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70

26- Science News, Computer Reveals Clues to Spiderwebs, 21 January 1995

27- Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70

28- Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technology), No 342, May 1996, p.100

29- Science et Vie, L'économie de la toile d'araignée, January 1999, No.976, p.30

30- Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 74

Tidak ada komentar:
Posting Komentar