Piknik Ke Kebun
Binatang (part 1)
Seorang
temnamu di hari libur yang cerah katanya akan pergi ke kebun binatang. Melepas
jenuh dengan mengunjungi saudara atau kerabat lamanya disana. Kalau nggak salah
pamannya bekerja di sana. Wajar kalau dari pagi dia sudah siap-siap dengan
bekalnya. Karena kamu teman yang baik hati, kamu mengiringi kepergiannya,
padahal Cuma ke kebun binatang aja, sok penting banget sih, tapi demi teman apa
sih yang nggak? Teman berbuat salah
tetap aja kadang dibela. Padahal dengan mengatakan kesalahnnya dan berusaha melarangnya
itulah yang seharusnya diperbuat seseorang jika dia merasa seseorang lain itu
sebagai temannya. Ribet. Ya. Ya nggak juga. Baca ulang lagi aja coba .. ^)^
Untuk mengisi
waktu, kamu karena kamu nggak punya tugas kuliah di hari libur, kamu buka-buka laptop.
Mulai nulis. Bukan, bukan tugas yang kamu tulis, tapi sebuah artikel yang
rencananya kamu kirim ke media. Lumayan jika dimuat, bias dapat honor, bias
investasi, bias buat modal nikah, hehe…… jauh amat ngelamunnya. Tapi kamu tetap
terus menulis dengan tekun. Perjuangan buat nikah emang butuh keseriusan teman
! Maka aku persilahkan kamu untuk menikmati waktumu. Aku ngerti, kamu udah
merasa kesepian. Terlalu sering mungkin, ngerti interaksi antara kita sudah
tidak mencukupi lagi untuk mencurahkan isi hatimu. Ada suatu bagian dari dirimu
yang tidak bisa atau tidak nyaman buatmu untuk berbagi denganku atau denganku
atau dengan yang lain, bahkan ibumu sendiri mungkin
****
Wah nggak
kerasa sudah sore aja nih. Ada suara
pintu diketuk, Asyik. Temanmu yang dari kebun binatang tadi udah pulang. Biasanya
sih kalau dari suatu tempat dia pulang bawa oleh2. Makanan ringan,
atau apalah itu.. ya lumayan untuk bias merasakan sensasi rasa dunia. Gratisan pula.
Aku maklum, kamu kan masih anak kost ya. Ada suatu raa bersalah jika menolak
sesuatu yang gratisan. ^)^
Kriit,,,,
pintu kamu buka. Ada wajah sumringahnya di sama. Setelah diawasi dengan seksama
kok tangannya kosong-kosong aja, Ah….. lagi nggal beruntung nih. Itu pikiranmu.
Untuk mengobati kekecewaanmu, paling nggak kamu berharap bias dengar cerita dia
dari hasil berkunjungnya ke kebun binatang tadi. Lalu bertanyalah kamu padanya.
Bagaimana tadi? Keren-keren ya koleksi hewannya?
Dan dengan
tampang tanpa dosanya, meskipun mungkin udah bejibun, dia menjawab, “Nggak Tahu”
Kamu heran,
bukannya dia ke kebun binatang? Kok nggak tahu gimana hewan-hewan yang
seharusnya dia lihat disana? Dan kamu
terusik untuk bertanya lagi.
Dan sekali lagi, dengan tampang tanpa merasa
punya dosa plus nyebelinnya dia dengan entengnya menjawab, dia Cuma duduk-duduk
aja di bangku taman depan loket karcis masuk ke kebun binatang.
Brak !!!!
Bukannya bunyi
pintu. Tapi yang jatuh dengan suksesnya karena terkesima mendengar jawaban
temanmu.
Ya..ya… setelah kamu siuman, kamu boleh cerita
deh ke aku gimana kesalnya kamu.
****
Gimana nggak
kesal, udah nggak bawa oleh-oleh, eh ditanyain gimana hewan-hewan di kebun
binatangnya aja nggak tahu ! Mentang-mentang hidup di sekitar orang-orang yang
nggak mau tahu dengan jalan hidupnya sendiri. Jangan lantas ditiru dong
sikapnya. Nggak punya prinsip amat ! Amat aja katanya udah jadi seorang
prinsipil bangaet ! nggak goyah diterjang badai.
Maksudnya apa
sih? Akunya yang rada kacau atau kamunya yang rada parah pemikirannya?
Nah, kamu
juga sama.
Makanya biar
nggak jadi sama, kasih tahu dong maksud tadi itu apa? Orang-orang yang nggak
mau tahu ddengan jalan hidupnya? Maksudnya?
Perhatiin
ddeh, disekeliling kamu. Mesti banyak
orang yang ngakunya beragama. Bukan lantaran mereka taat agamanya, tapi karena
biar nggak kosong aja sih KTPnya. Soalnya di Negara ini kan nggak boleh
ngosongin isi agama…. Tapi coba kamu Tanya tentang agama yang mereka anut itu. Kosong
! nggak banyak yang ngerti apa sih agama yang dianutnya itu. Apa aja sih
perintah dari agamanya itu. Dari mana asal agamanya, benaran agama langit apa
agama bumi? Dari Sang Pencipta apa gubahan manusia aja? Ngerti nggak dengan
konsep tuhannya? Agama ada masalah nggak sih dengan dunia saat ini jika di
terapkn? Agamanya bias nggak dipakai
buat ngatur dunia dan seisinya? Atau hanya ngurus hubungan Tuhan dan hambanya?
Kalau nggak bisa, apa pantas untuk dianut? Apa pantas dibanggakan? Apa pantas
untuk diperjuangkan??
Ya sama tuh
dengan temanku yang rada kacau tadi. Ke kebun binatang Cuma duduk di depan
loketnya aja. Buat apa coba? Sama aja nggak ke kebun bbinatang kalau gitu. Ngakunya
aja ke kebun bintang. Ditangain isi kebunnya gimana, nggak tahu.
O!!
The And,,,
^)^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar