Minggu, 04 September 2011


Piknik Ke Kebun Binatang (part 1) 


Seorang temnamu di hari libur yang cerah katanya akan pergi ke kebun binatang. Melepas jenuh dengan mengunjungi saudara atau kerabat lamanya disana. Kalau nggak salah pamannya bekerja di sana. Wajar kalau dari pagi dia sudah siap-siap dengan bekalnya. Karena kamu teman yang baik hati, kamu mengiringi kepergiannya, padahal Cuma ke kebun binatang aja, sok penting banget sih, tapi demi teman apa sih yang nggak?  Teman berbuat salah tetap aja kadang dibela. Padahal dengan mengatakan kesalahnnya dan berusaha melarangnya itulah yang seharusnya diperbuat seseorang jika dia merasa seseorang lain itu sebagai temannya. Ribet. Ya. Ya nggak juga. Baca ulang lagi aja coba .. ^)^
Untuk mengisi waktu, kamu karena kamu nggak punya tugas kuliah di hari libur, kamu buka-buka laptop. Mulai nulis. Bukan, bukan tugas yang kamu tulis, tapi sebuah artikel yang rencananya kamu kirim ke media. Lumayan jika dimuat, bias dapat honor, bias investasi, bias buat modal nikah, hehe…… jauh amat ngelamunnya. Tapi kamu tetap terus menulis dengan tekun. Perjuangan buat nikah emang butuh keseriusan teman ! Maka aku persilahkan kamu untuk menikmati waktumu. Aku ngerti, kamu udah merasa kesepian. Terlalu sering mungkin, ngerti interaksi antara kita sudah tidak mencukupi lagi untuk mencurahkan isi hatimu. Ada suatu bagian dari dirimu yang tidak bisa atau tidak nyaman buatmu untuk berbagi denganku atau denganku atau dengan yang lain, bahkan ibumu sendiri mungkin
                                                       ****
Wah nggak kerasa  sudah sore aja nih. Ada suara pintu diketuk, Asyik. Temanmu yang dari kebun binatang tadi udah pulang. Biasanya  sih kalau dari  suatu tempat dia pulang bawa oleh2. Makanan ringan, atau apalah itu.. ya lumayan untuk bias merasakan sensasi rasa dunia. Gratisan pula. Aku maklum, kamu kan masih anak kost ya. Ada suatu raa bersalah jika menolak sesuatu yang gratisan. ^)^
Kriit,,,, pintu kamu buka. Ada wajah sumringahnya di sama. Setelah diawasi dengan seksama kok tangannya kosong-kosong aja, Ah….. lagi nggal beruntung nih. Itu pikiranmu. Untuk mengobati kekecewaanmu, paling nggak kamu berharap bias dengar cerita dia dari hasil berkunjungnya ke kebun binatang tadi. Lalu bertanyalah kamu padanya. Bagaimana tadi? Keren-keren ya koleksi hewannya?
Dan dengan tampang tanpa dosanya, meskipun mungkin udah bejibun, dia menjawab, “Nggak Tahu”
Kamu heran, bukannya dia ke kebun binatang? Kok nggak tahu gimana hewan-hewan yang seharusnya dia  lihat disana? Dan kamu terusik untuk bertanya lagi.
 Dan sekali lagi, dengan tampang tanpa merasa punya dosa plus nyebelinnya dia dengan entengnya menjawab, dia Cuma duduk-duduk aja di bangku taman depan loket karcis masuk ke kebun binatang.
Brak !!!!
Bukannya bunyi pintu. Tapi yang jatuh dengan suksesnya karena terkesima mendengar jawaban temanmu.
 Ya..ya… setelah kamu siuman, kamu boleh cerita deh ke aku gimana kesalnya kamu.
                                                        ****
Gimana nggak kesal, udah nggak bawa oleh-oleh, eh ditanyain gimana hewan-hewan di kebun binatangnya aja nggak tahu ! Mentang-mentang hidup di sekitar orang-orang yang nggak mau tahu dengan jalan hidupnya sendiri. Jangan lantas ditiru dong sikapnya. Nggak punya prinsip amat ! Amat aja katanya udah jadi seorang prinsipil bangaet ! nggak goyah diterjang badai.
Maksudnya apa sih? Akunya yang rada kacau atau kamunya yang rada parah pemikirannya?
Nah, kamu juga sama.
Makanya biar nggak jadi sama, kasih tahu dong maksud tadi itu apa? Orang-orang yang nggak mau tahu ddengan jalan hidupnya? Maksudnya?
Perhatiin ddeh, disekeliling kamu. Mesti  banyak orang yang ngakunya beragama. Bukan lantaran mereka taat agamanya, tapi karena biar nggak kosong aja sih KTPnya. Soalnya di Negara ini kan nggak boleh ngosongin isi agama…. Tapi coba kamu Tanya tentang agama yang mereka anut itu. Kosong ! nggak banyak yang ngerti apa sih agama yang dianutnya itu. Apa aja sih perintah dari agamanya itu. Dari mana asal agamanya, benaran agama langit apa agama bumi? Dari Sang Pencipta apa gubahan manusia aja? Ngerti nggak dengan konsep tuhannya? Agama ada masalah nggak sih dengan dunia saat ini jika di terapkn? Agamanya  bias nggak dipakai buat ngatur dunia dan seisinya? Atau hanya ngurus hubungan Tuhan dan hambanya? Kalau nggak bisa, apa pantas untuk dianut? Apa pantas dibanggakan? Apa pantas untuk diperjuangkan??
Ya sama tuh dengan temanku yang rada kacau tadi. Ke kebun binatang Cuma duduk di depan loketnya aja. Buat apa coba? Sama aja nggak ke kebun bbinatang kalau gitu. Ngakunya aja ke kebun bintang. Ditangain isi kebunnya gimana, nggak tahu.
O!!
The And,,, ^)^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar